TEMPO Interaktif, Tenggarong - Pemerintah Daerah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, menegaskan akan menanggung seluruh biaya perawatan korban runtuhnya jembatan Kartanegara, Tenggarong.
"Ya, kami akan menanggung karena ini merupakan bencana," kata Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari, Ahad, 27 November 2011. Kepada korban yang meninggal dunia, Rita menyatakan akan memberikan santunan. Namun jumlahnya hingga kini masih belum bisa dipastikan.
Menurut dia, pemerintah tetap akan menginvestigasi runtuhnya jembatan. Ia mengaku memang ada proyek rehabilitasi jembatan, tapi belum bisa dipastikan bahwa kegiatan tersebut penyebab runtuhnya jembatan. "Perlu penyelidikan lebih lanjut," katanya.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Ahad, sekitar pukul 02.12 WITA, tiba di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Keduanya langsung menuju dan meninjau jembatan ambruk.
Kepada media, Agung Laksono mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab ambruknya jembatan. "Penanganan sudah baik, tapi perlu diinvestigasi lagi," kata Agung Laksono.
Ia menilai jembatan Kartanegara dibangun dengan teknologi tinggi. Ia mengingatkan jika ingin memperbaiki, pembangunannya perlu kehati-hatian. "Pesanan RI 1 (Presiden) setiap pembanguan yang namanya rekonstruksi kualitasnya harus lebih baik dari infrastruktur sebelumnya," kata Agung.
Hingga Minggu siang jumlah korban mencapai 43 orang. Sebanyak 39 orang luka-luka dan 4 orang tewas. Pencarian terus dilakukan. Tim SAR menurunkan tim penyelam untuk mengevakuasi korban yang diduga terjebak dalam kendaraan di dalam Sungai Mahakam.
Jembatan Kartanegara dibangun pada 2001 dan menelan biaya Rp 190 miliar. Tahun ini ada kegiatan rehabilitasi jembatan dengan nilai pekerjaan Rp 3 miliar.
FIRMAN HIDAYAT