TEMPO Interaktif, Tenggarong - Tim Search and Rescue gabungan akan merobohkan dua tiang utama Jembatan Kartanegara untuk keselamatan regu penyelamat saat mencari korban, Minggu, 27 November 2011. Keberadaan tiang utama ini cukup mengkhawatirkan karena kondisinya semakin membahayakan.
Ketua SAR Kalimantan Timur, Hammoniadi, mengungkapkan posisi tiang utama jembatan itu terus mengalami pergeseran setelah jembatan ambruk Sabtu kemarin. Menurut dia, pencarian sementara dihentikan selama tiang utama tersebut masih belum dirobohkan. "Bahaya sekali bagi tim yang mencari di permukaan dan di dalam Sungai Mahakam," kata Harmoniadi, Minggu, 27 November 2011.
Ambruknya jembatan gantung Kartanegara tak disertai ambruknya dua tiang penyangga utama. Dua tiang masih berdiri tapi posisinya tidak stabil karena bergeser.
Sesekali dari jembatan terdengar suara seperti gesekan besi bergerak. Posko Tim SAR selalu memperingatkan setiap orang yang mendekati jembatan. Mereka khawatir jika tiang tersebut roboh karena sudah mulai miring.
Pasak tiang di sisi Kecamatan Tenggarong mulai menganga. Dari pantauan tim SAR lebarnya terus bertambah.
Berbeda dengan tiang di sisi Kecamatan Tenggarong Seberang. Posisi tiang besi mulai bergeser dari fondasi beton di bawahnya. Sesekali tiang ini juga menimbulkan bunyi pergeseran.
Kekhawatiran ini membuat tim SAR bersama polisi memutuskan untuk merobohkan terlebih dahulu dua tiang penyangga utama ini. "Pencarian itu kan di antara dua tiang utama, lebih baik dirobohkan dan pencarian dilanjutkan," kata Harmoniadi.
Jembatan Kartanegara di Tenggarong mulai dibangun sejak 1995 dan mulai beroperasi pada 2001. Panjang bentang jembatan ini mencapai 710 meter. Pembangunan jembatan menelan biaya hingga Rp 190 miliar.
FIRMAN HIDAYAT