TEMPO Interaktif, Kediri - Sebanyak 650 personel Batalion Infanteri 521 Kediri yang akan diberangkatkan ke Merauke tidak lagi dibekali kondom. Mereka akan bertugas di daerah perbatasan selama delapan bulan.
Komandan Yonif 521, Letnan Kolonel Infanteri Sunaryo, mengatakan penghapusan bekal kondom merupakan kebijakan baru Markas Besar TNI. Setiap personel yang bertugas keluar daerah diminta bisa menjaga diri untuk tidak melakukan hubungan seksual. "Pembekalan kondom sudah tidak diperbolehkan lagi," katanya kepada Tempo, Senin 28 November 2011.
Sebelumnya personel Yonif 521 yang diberangkatkan ke Merauke pada 2007 silam dibekali 1.000 buah kondom. Alat kontrasepsi itu untuk melindungi mereka dari penularan penyakit HIV/AIDS.
Pemberian kondom itu lebih dikhususkan kepada anggota TNI yang ingin berhubungan intim dengan perempuan selain pasangannya di tempat tugas. Namun kebijakan itu dihapus setelah menuai sejumlah kritikan. "Kami dikira menyuruh mereka berhubungan seks di sana," ujar Sunaryo.
Satu-satunya cara untuk melindungi mereka dari penyakit kelamin adalah menahan diri tidak berhubungan seks. Penekanan ini penting bagi personil TNI yang sudah berumah tangga.
Menurut Sunaryo, lokasi tugas yang jauh dari pusat kota merupakan solusi untuk menghindarkan prajurit untuk tidak melakukan hubungan seks. Pos perbatasan yang mereka kawal yakni di Kabupaten Boven Digul berada 40 kilometer di pedalaman. "Mereka akan sibuk dengan tugasnya," tutur Sunaryo.
Personel Yonif 521 akan bertugas menjaga perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini menggantikan Batalion 405 Surya Kusuma dari Kodam IV Diponegoro yang segera mengakhiri masa tugasnya.
Saat ini personel Yonif 521 tengah mempersiapkan diri selama menunggu jadwal pemberangkatan bulan ini. Mereka masih menunggu kapal milik Angkatan Laut yang hingga kini belum sandar.
Salah seorang anggota Yonif 521 yang akan diberangkatkan mengaku tak masalah dengan penghapusan bekal kondom. Apalagi mereka telah berkomitmen menjaga citra TNI dengan tidak melakukan hubungan seks di luar nikah. "Tak masalah, lagian di sana rawan AIDS," tutur prajurit muda yang enggan disebutkan identitasnya.
HARI TRI WASONO