TEMPO Interaktif, Jakarta - Tim penyidik robohnya Jembatan Mahakam II, Tenggarong, Kalimantan Timur, bekerja mengumpulkan keterangan dari para saksi mata. Salah satu yang paling penting adalah pekerja perbaikan jembatan yang selamat.
“Waktu kejadian, ada tujuh orang pekerja persiapan perbaikan. Enam di antaranya hilang tenggelam dan hanya satu orang yang selamat,” ujar Kepala Badan Reserse dan Kriminal, Inspektur Jenderal Sutarman, di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa, 29 November 2011.
Saksi kunci itu, lanjut Sutarman, masih dirawat intensif di rumah sakit di Samarinda, Kalimantan Timur. "Dia masih trauma," ujarnya. Kesaksian sang pekerja dibutuhkan polisi untuk mengetahui penyebab robohnya jembatan pada 26 November lalu itu. “Butuh kajian mendalam untuk mengetahui apakah ada kesalahan saat pembangunan jembatan atau saat prosedur perbaikan,” kata Sutarman.
Polisi sudah memeriksa 11 orang saksi dan berencana memeriksa enam saksi lainnya, antara lain kontraktor perbaikan jembatan dari PT Bukaka Teknik Utama, konsultan proyek, pekerja, dan instansi yang melakukan kontrak kerja sebagai kuasa pengguna anggaran (KPA). Selain itu, polisi juga akan memeriksa sekitar 40 warga yang berada di lokasi kejadian. “Mereka bisa ditanya keterangannya karena mereka ada di TKP (tempat kejadian perkara),” tuturnya.
Hingga hari ketiga pencarian, total korban meninggal mencapai 13 orang. Beberapa korban ditemukan di kawasan yang berjarak 2 hingga 3 kilometer dari jembatan. Menurut Sutarman, keruhnya air Mahakam mempersulit tim pencarian korban.
ISHOMUDDIN