TEMPO Interaktif, Jakarta - Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung membentuk tim kajian runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara. Tim akan berangkat Rabu, 30 November 2011 ke lokasi guna mengumpulkan data primer dan sekunder di lapangan.
"Kami datang sebagai ilmuwan untuk belajar dan ke depan supaya kami lebih pintar," kata koordinator tim, Ismunandar, Selasa, 29 November 2011 di gedung Rektorat ITB.
Tim ini terdiri dari lima dosen dan pakar. Mereka akan bekerja selama dua-tiga. Hasil temuan di lapangan akan dikaji di Bandung oleh dosen dari berbagai ilmu. "Kami terbuka kalau ada unsur pemerintah yang masuk," ujarnya.
Kajian jembatan yang nahas pada Sabtu akhir pekan lalu meliputi struktur atas, seperti dek, menara, kabel suspensi, kabel gantung. Kajian juga meliputi struktur bawah jembatan, seperti fondasi, serta penilaian air sungai.
Adapun pakar jembatan dari Teknik Sipil ITB Bambang Boediono menduga runtuhnya jembatan akibat klem atau sambungan kabel gantung yang berdiri tegak dengan kabel utama atau suspensi yang berbentuk parabola itu terlepas. Dugaan itu terkait pemberitaan yang menyebutkan kabel gantung (hanger) tidak ada yang putus.
"Dalam teknik sipil, sambungan enggak boleh gagal. Itu (klem) harus lebih kuat daripada kabelnya," ujarnya.
ANWAR SISWADI