TEMPO Interaktif, Tenggarong - Dua kapal feri KMP Bili dan KMP Papuyu yang didatangkan Kementerian Perhubungan ke Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, tiba dini hari tadi. Dua kapal tersebut tak bisa dioperasikan karena dermaga di Sungai Mahakam belum terbangun.
Dirjen Perhubungan Darat di Kementerian Perhubungan, Suroyo Alimoeso, telah meminta kepada pemerintah daerah untuk menyediakan dermaga darurat dengan bantuan kapal tongkang di dua sisi sungai. Dengan demikian, menurutnya, kapal bisa dioperasikan sambil menunggu pembangunan dermaga.
"Membangun dermaga itu membutuhkan waktu sekitar 30 hari, daripada nganggur, saya sudah minta agar disediakan dermaga darurat dulu," kata Suroyo Alimoeso di Tenggarong, Rabu, 30 November 2011.
Ia mengungkapkan, dua kapal yang didatangkan itu masing-masing berkapasitas 200 orang dan 20 kendaraan campuran. "Untuk sementara dengan dermaga darurat dioperasikan untuk mengangkut manusia saja," katanya.
Sementara itu, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari mengaku runtuhnya jembatan sangat mengganggu jalur transportasi dari Tenggarong menuju Kecamatan Tenggarong Seberang. Tak hanya itu, Jembatan Kartanegara ini biasa digunakan pengendara dengan tujuan Samarinda.
"Padahal kami sebenarnya memusatkan pembangunan ke Kecamatan Tenggarong Seberang, di sana ada Stadion Aji Imbut, Universitas Unikarta, dan Perumahan Korpri," kata Rita Widyasari.
Runtuhnya jembatan membuat jalur transportasi kembali pada jalur transportasi sebelumnya. Dari Tenggarong menuju Samarinda berjarak sekitar 80 kilometer dengan jarak tempuh mencapai dua jam. Padahal lewat Jembatan Kartanegara, Tenggarong-Samarinda ditempuh hingga satu jam perjalanan.
FIRMAN HIDAYAT