TEMPO Interaktif, Manado - Koordinator Komisi Penanggulangan AIDS Kota Manado, Umar Mato, mengatakan pertambahan penderita HIV/AIDS di Kota Manado setiap bulannya 5 sampai 9 orang.
Mato mengatakan angka ini sebenarnya belum representatif perkembangan HIV/AIDS di Kota Manado. "Angka ini belum bisa dikatakan sebagai angka yang valid untuk pertambahan AIDS di Manado karena masih banyak yang kami rasa belum terdeteksi," jelas Umar, Kamis, 1 Desember 2011.
Mato mengatakan, kesulitan yang dihadapi oleh KPA dalam mendeteksi pasien HIV/AIDS adalah kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri mereka. Menurut Umar, kasus-kasus yang ditemukan setiap bulan setelah para pasien ini sudah sakit keras dan parah.
"Biasanya para pasien ini mau di-VCT setelah mereka sudah tidak tahu lagi apa penyakit yang mereka derita. Inilah yang menjadi kendala, karena biasanya pasien ini sudah sakit parah baru diketahui mengidap HIV/AIDS," terang Mato.
Sekadar diinformasikan, penyebaran HIV/AIDS di Kota Manado tergolong tinggi. Bahkan secara nasional, Manado termasuk 5 besar kota penyebaran HIV/AIDS tercepat di Indonesia.
Kota Manado sendiri merupakan salah satu sentra penyebaran HIV/AIDS tertinggi di Sulawesi Utara. Hingga September ini, jumlah pengidap penyakit yang belum ada obatnya ini sudah mencapai 357 pasien atau naik 7 orang dibandingkan bulan Agustus. 357 pasien ini terbagi 114 pasien HIV dan 243 pasien AIDS.
Peringatan Hari AIDS Sedunia di Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis, 1 Desember, ditandai dengan konvoi kendaraan bermotor yang dilepas langsung oleh Dr G.S. Vicky Lumentut.
ISA ANSHAR JUSUF