Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelas Menengah Lebih Suka Belanja di Minimarket  

image-gnews
TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Laporan tahunan Nielsen Indonesia menyebut bahwa rumah tangga kelas menengah lebih banyak menghabiskan duitnya untuk belanja kebutuhan sehari-hari di minimarket dibandingkan dengan supermarket. Kenaikan mencapai 13 persen dari tahun 2008.

"Spending rumah tangga kelas menengah naik dari 24 persen pada tahun 2008 menjadi 37 persen tahun ini," ujar Direktur Eksekutif Riset Konsumer Nielsen Indonesia Yudi Suryanata dalam paparannya di Nielsen Indonesia 2011, Hotel Ritz Carlton, Kamis, 1 Desember 2011.

Angka pertumbuhan belanja kelas menengah di retail modern minimarket ini meningkat lebih pesat daripada supermarket. Pertumbuhan supermarket hanya mencapai 1 persen, yakni 18 persen pada tahun 2008 menjadi 19 persen tahun ini.

Angka yang dipaparkan Nielsen ini sejalan dengan studi Nielsen lainnya yang menyebutkan bahwa secara umum ada tiga perilaku belanja konsumen pasar modern, yaitu 96 persen dari responden mengaku melakukan kalkulasi harga dalam keranjang selama berbelanja. Kedua, 85 persen lebih memilih toko yang lebih dekat dari rumahnya, tapi promosi dapat mengganggu rutinitas ini karena 90 persen mencari toko dengan promosi menarik. Hanya 53 persen yang loyal dengan toko yang sama.

Sementara itu, yang mempengaruhi ibu-ibu rumah tangga kelas menengah untuk berbelanja di minimarket antara lain karena ajakan anak. "Mereka sangat sulit menolak ajakan anak-anak ke minimarket," terang Yudi. Kedua, karena promosi. Ketiga, apresiasi, yakni bonus tambahan belanja dari toko atau reward.

Ibu-ibu rumah tangga ini juga memiliki komunitas untuk berbagi pengalaman mengenai merek, yakni sekitar 88 persen responden. Kebanyakan dari mereka berpendapat bukan harga murah yang menjadi daya tarik, tapi sebanyak 97 persen responden menganggap bahwa nilai lebih adalah kunci dari semua pembelian. Intinya, harga tersebut harus sepadan dengan kualitas yang diberikan oleh produsen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, penataan barang di minimarket tersebut cukup berpengaruh terhadap keputusan ibu-ibu rumah tangga tersebut untuk memilih barang. Semakin menonjol, maka semakin cepat mereka memutuskan untuk memilih barang tersebut.

Dari data-data di atas, Yudi menyebut bahwa minimarket telah menjadi perpanjangan dari lemari di dapur mereka. Terutama karena faktor kedekatan dari rumah mereka. Meski demikian, menurut Yudi, ini bukan berarti bahwa minimarket tidak menggeser supermarket atau pasar tradisional. "Minimarket untuk top up saja," ujar Yudi.

Kelas menengah yang dipelajari oleh Nielsen adalah mereka yang membelanjakan Rp 1-2 juta uangnya untuk kebutuhan rumah tangga, masih tinggal dengan mertua, dan menganggap sepeda motor sebagai simbol prestasi. Nielsen menganggap bahwa, kelas menengah sangat potensial karena mereka menyumbang 44 persen dari belanja konsumsi.

FEBRIANA FIRDAUS


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pasar Pariaman Akan Direvitalisasi karena Sudah Tak Layak

14 Desember 2018

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memeriksa kualitas beras medium Bulog seharga Rp 8.950 per kg saat sidak di Pasar Astanaanyar, Bandung, Jumat, 1 Juni 2018. Pada sidak kali ini, Enggartiasto mendatangi tiga pasar tradisional di Bandung. TEMPO/Prima Mulia
Pasar Pariaman Akan Direvitalisasi karena Sudah Tak Layak

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kondisi Pasar Pariaman saat ini perlu direvitalisasi.


DKI Mulai Membangun Bioskop Rakyat di Teluk Gong, Harga Tiketnya?

23 November 2018

Ilustrasi Film (pixabay.com)
DKI Mulai Membangun Bioskop Rakyat di Teluk Gong, Harga Tiketnya?

Pemprov DKI Jakarta bersama PD Pasar Jaya melakukan groundbreaking pembangunan bioskop rakyat pertama di Pasar Teluk Gong, Jakarta Utara, hari ini.


Konsep Revitalisasi Pasar Tradisional yang Diinginkan Anies Baswedan

4 November 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membagikan peta transportasi Jakarta kepada turis dalam peresmian instalasi karya bambu dan peluncuran peta Jakarta di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Agustus 2018. Tempo/Amston Probel
Konsep Revitalisasi Pasar Tradisional yang Diinginkan Anies Baswedan

Anies Baswedan tidak ingin revitalisasi justru menjadikan pasar tradisional mirip dengan supermarket.


Agar Tetap Eksis, PD Pasar Jaya Kembangkan One Stop Shopping

4 Januari 2018

Aktivitas jual beli di pasar tradisional Pasar Paseban, Jakarta, 21 Oktober 2017. PD Pasar Jaya fokus pada revitalisasi pasar tradisional di Jakarta. TEMPO/Subekti.
Agar Tetap Eksis, PD Pasar Jaya Kembangkan One Stop Shopping

Pengembangan konsep one stop shopping akan diusung oleh Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin agar tetap bisa bertahan di industri retail.


Mendag Sebut Warung dan Pasar Tradisional Bertahan karena Ibu-Ibu

18 November 2017

Aktivitas jual beli di pasar tradisional Pasar Paseban, Jakarta, 21 Oktober 2017. Saat ini PD Pasar Jaya tengah fokus menyelesaikan revitalisasi 16 pasar tradisional hingga akhir tahun 2017. TEMPO/Subekti.
Mendag Sebut Warung dan Pasar Tradisional Bertahan karena Ibu-Ibu

Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita yakin warung tradisional tidak akan mati tergerus minimarket dan e-commerce.


Djarot Saiful: Mental Pedagang Pasar Tradisional Harus Diubah  

29 Agustus 2017

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyapa pedagang saat meresmikan Pasar Pelitadi Jalan Raya Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 29 Agustus 2017. TEMPO/Larissa
Djarot Saiful: Mental Pedagang Pasar Tradisional Harus Diubah  

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, agar pasar tradisional ramai, mental para pedagangnya harus diubah.


Pedagang Mengeluh Sepi, Djarot: Saingannya Pasar Online

24 Agustus 2017

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyapa pedagang usai meresmikan Pasar Walang Baru, Koja, Jakarta Utara, 24 Agustus 2017. TEMPO/Larissa
Pedagang Mengeluh Sepi, Djarot: Saingannya Pasar Online

Menurut Djarot beli petai dan nasi goreng saja sekarang tinggal telepon.


Inspirasi Kepribadian Muslimah Oki Setiana Dewi

29 April 2017

Oki Setiana Dewi Malah Senang Banyak Pesaing Desainer Muslim
Inspirasi Kepribadian Muslimah Oki Setiana Dewi

Sosok kepribadian muslimah ini memiliki sisi tegas, lembut, misterius, rahasia, kuat, teguh pendirian, penuh kedamaian, suci dan spiritualitas tinggi.


Jokowi Perintahkan Menteri Enggar Perbaiki Pasar Tradisional  

21 Februari 2017

Ilustrasi pasar tradisional. TEMPO/Aditia Noviansyah
Jokowi Perintahkan Menteri Enggar Perbaiki Pasar Tradisional  

Berpuluh tahun, Presiden Jokowi menjelaskan, pengelolaan pasar tradisional berikut pedagangnya tidak berubah karena pemerintah tidak membimbing.


Pemerintah Genjot Akses Distribusi ke Pedagang Pasar

2 Februari 2017

Pasar Tradisional. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pemerintah Genjot Akses Distribusi ke Pedagang Pasar

Akses distribusi barang ke pedagang di pasar tradisional, setidaknya setara dengan akses distribusi barang ke peritel modern.