TEMPO Interaktif, Tenggarong - Proses evakuasi korban dan bangkai kendaraan insiden ambruknya jembatan Kartanegara dari dasar Sungai Mahakam dihentikan sementara karena hujan dan angin. Penghentian evakuasi mempertimbangkan keamanan selama proses evakuasi.
Direktur Operasional dan Latihan Badan SAR Nasional, Marsekal Pertama Sunarbowo, mengatakan evakuasi terpaksa dihentikan karena hujan menyebabkan arus menjadi deras. Sementara di atas sungai angin bertiup sangat kencang dan bisa membahayakan petugas evakuasi. "Angin sempat menggoyang kabel utama jembatan dan phylon, terpaksa kami hentikan," kata Sunarbowo, Sabtu, 3 Desember 2011.
Menurut dia, pencarian dan evakuasi akan kembali dilanjutkan setelah hujan reda dan tiupan angin berkurang. Berdasarkan pantauan theodolit, kemiringan phylon di sisi barat atau arah Tenggarong bertambah menjadi lima sentimeter.
Ia mengungkapkan selama hari ini kegiatan Tim SAR fokus mengangkat bangkai mobil di dasar sungai. Sempat dua kali crane-bus menurunkan pengait. Tapi tak membuahkan hasil. Justru pengait menyenggol jembatan.
Jika diteruskan, ia menjelaskan phylon bisa bergerak. "Kami akan ambil kendaraan yang paling besar. Penyelam ingin mengikat tali crane ke kendaraan, justru menyenggol jembatan," katanya. Ia menyebutkan di dasar sungai tekanan arus mencapai 1,6 knot.
Memasuki hari kedelapan evakuasi korban dan kendaraan, Tim SAR belum sama sekali berhasil mengangkat bangkai kendaraan. Diduga masih ada korban yang terjebak di dalam kendaraan bersamaan saat ambruknya jembatan Kartanegara, Sabtu pekan lalu. Hingga kini tercatat 16 orang dilaporkan hilang dan 21 korban tewas telah ditemukan.
FIRMAN HIDAYAT