TEMPO Interaktif, Kabul - Serangan bom bunuh diri menewaskan 55 orang muslim Shi'ite. Empat lainnya meninggal karena serangan bom berkekuatan lebih ringan sebelah utara kota di Afghanistan tersebut. Ini merupakan serangan terburuk sejak kekuatan Taliban runtuh di negeri itu.
Serangan bom Kabul ini merupakan ledakan yang paling banyak menelan korban sejak peristiwa 2008. Serangan ini semakin menguatkan negara-negara Barat untuk membantu Afghanistan dalam pertemuan di Jerman, meskipun mereka tak memastikan secara spesifik bentuk dukungan setelah pasukannya ditarik pada 2014.
Bom diledakkan bersamaan dengan festival tahun baru hijriah Ashura. Ketakutan segera membuncah. Tubuh berkelimpangan dan darah berserakan di jalan pusat Kota Kabul lama. Selain menewaskan 55 orang, 160 warga terluka, dengan sebagian kritis.
"Ini pertama kali terjadi serangan teroris pada hari penting bagi umat muslim Afghanistan," kata Presiden Afghanistan Hamid Karzai di Jerman, lokasi konferensi penentuan masa depan Afghanistan.
Belum ada satu pihak pun mengaku bertanggung jawab atas serangan di Kabul dan Mazar-i-Sharif. Tak berapa lama, ledakan di Kabul diikuti bom sepeda dekat masjid utama di utara Kota Mazar-i-Sharif yang menewaskan empat orang, serta melukai 17 lainnya.
"Musuh menargetkan prosesi ibadah muslim, tapi karena pengamanan ketat mereka gagal," kata polisi setempat, Abdul Raoof Taj, pada Reuters. Polisi juga menjinakkan ranjau yang ditemukan dekat lokasi ledakan. Tak hanya itu, bom sepeda motor juga muncul di dekat Kota Kandahar.
REUTERS | PUR