TEMPO Interaktif, Jakarta - Belum ada keluarga atau kerabat yang datang atau melaporkan kehilangan pria yang membakar diri di seberang Istana Negara, Rabu petang, 7 Desember 2011 lalu. "Identitas korban masih belum diketahui. Begitu juga dengan motifnya," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jakarta Pusat, Komisaris Hengki Haryadi, Kamis, 8 Desember 2011.
Hengki berharap segera ada keluarga atau kerabat yang mengenali korban yang kini terbujur tak sadarkan diri di Intensive Care Unit Luka Bakar, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu. Kondisinya masih kritis karena menurut Direktur Utama RSCM Akmal Taher, "Luka bakarnya mencapai 97-98 persen."
Akmal menambahkan, kondisi pria yang ditaksir berusia 40-an itu sudah buruk. Sistem jantung dan pembuluh darahnya sudah diperbaiki, tetapi luka bakar terlalu luas. "Lihat perkembangannya dulu. Tetapi sudah diberikan cairan yang cukup," kata dia.
Hingga saat ini, korban sengaja dibuat tidak sadar untuk membantu pernapasannya. "Luka bakar seperti ini sulit untuk dikembalikan," kata Akmal menambahkan.
Jika nantinya korban meninggal, kata Akmal, pihak rumah sakit akan menunggu sampai ada keluarga yang mengenali. "Tetapi prosedurnya tunggu sekitar sebulan, kalau tetap tidak ada, ya dikubur," kata dia.
Pria itu nekat membakar diri pada Rabu petang, selisih 1,5 jam dari aksi demonstrasi para perangkat desa se-Indonesia di depan Istana Negara. Polisi sebelumnya telah memastikan kedua aksi tidak saling terkait.
ARYANI KRISTANTI