TEMPO Interaktif, Jakarta - Indeks obligasi pemerintah yang hanya menghitung perubahan harga (GBIX-Clean Price) akhirnya terkoreksi untuk pertama kalinya pekan ini. GBIX-Clean Price pada perdagangan Rabu, 7 Desember 2011, ditutup turun 0,2234 poin (0,17 persen) ke level 129,8462 dibanding posisi sebelumnya 130,0696.
Demikian pula dengan indeks obligasi pemerintah yang menghitung seluruh potensi keuntungan (GBIX-Total Return) juga turun melemah 0,2343 poin (0,15 persen) ke level 160,4238 dari posisi sehari sebelumnya di 160,4238. Sementara untuk indeks obligasi pemerintah yang menghitung perubahan yield (GBIX-Effective Yield) justru naik 0,45 persen menjadi 6,2482 persen.
Empat seri obligasi seri Benchmark (patokan) harganya turun dalam perdagangan Rabu kemarin. Harga obligasi seri FR0054 (tenor 20 tahun) mengalami penurunan terbesar, yakni 72,88 basis poin (bps) menjadi 124,4544 sehingga imbal hasilnya naik 5,88 bps menjadi 7,0999. Diikuti seri FR0055 (tenor 5 tahun) harganya turun 67,2 bps menjadi 107,75, dan imbal hasilnya naik 15,32 bps menjadi 5,35 persen.
Harga obligasi seri FR0056 (tenor 15 tahun) terkoreksi 63 bps ke menjadi 115,75, dan imbal hasilnya naik 6,08 bps menjadi 6,6186 persen, serta obligasi seri FR 0053 (tenor 10 tahun) harganya juga turun 55,93 bps menjadi 115,7044, sehingga memicu kenaikan yield 7,02 bps menjadi 5,9971 persen.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) membantah kabar mengenai kemungkinan bank sentral AS (The Fed) akan mengalirkan dana ke International Monetery Fund (IMF) terkait dengan krisis finansial yang sedang dihadapi Eropa. Menurut AS, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) seharusnya berperan lebih besar dalam menyelesaikan krisis zona Eropa. Dikabarkan bahwa ECB akan menyediakan dana hingga 100 miliar euro (US$ 134 miliar).
Corporate Secretary Indonesia Bond Price Agency (IBPA), Tumpal Sihombing, dalam laporan hariannya mengemukakan, ketidakpastian pasar finansial global telah berimbas pada pelambatan pertumbuhan lapangan kerja di Australia. Pada bulan November kemarin, telah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 6.300 pekerja sehingga angka pengangguran Negeri Kanguru meningkat menjadi 5,3 persen.
Dari domestik, Surat Utang Negara tercatat sebagai instrumen yang paling menguntungkan pada tahun 2011. “Ini didukung dengan terjaganya laju inflasi di level 4 persen serta rendahnya tingkat suku bunga acuan BI Rate di level 6 persen,” kata Tumpal.
Terkoreksinya GBIX-Clean Price karena turunnya perdagangan obligasi di pasar sekunder, baik volume maupun frekuensi yang masing–masing susut 42,9 persen dan 35,9 persen. Total volume perdagangan Rabu kemarin tercatat Rp 6,1 triliun dan ditransaksikan sebanyak 344 kali, padahal sebelumnya terjadi transaksi sebanyak 537 kali dengan nilai Rp 10,6 triliun.
ORI008 tercatat sebagai obligasi pemerintah yang paling aktif diperdagangkan dengan nilai Rp 485 miliar serta transaksi 40 kali. Dan obligasi subordinasi II Bank CIMB Niaga tahun 2010 (BNGASB) menjadi obligasi korporasi teraktif diperdagangkan dengan nilai Rp 52 miliar dengan frekuensi 12 kali transaksi.
VIVA B. KUSNANDAR