TEMPO Interaktif, Teheran - Televisi Iran, Kamis, 8 Desember 2011, memamerkan gambar pesawat mata-mata Amerika Serikat RQ-170 yang ditembak jatuh pasukan militer Iran, pekan lalu.
"Para ahli militer sangat peduli pada teknologi informasi yang terkandung dalam pesawat ini," ujar Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Komandan Korp Pengawal Revolusi Islam, kepada kantor berita semi resmi Fars.
Baca Juga:
Namun demikian, di kalangan pejabat Pentagaon terjadi perselisihan paham mengenai kebenaran siaran televisi dan keterangan pejabat militer Iran. Salah satu pejabat mengatakan, Amerika Serikat tak bisa mengakui kebenaran siaran tersebut apakah yang disampaikan itu benar-benar pesawat siluman tanpa awak sebab militer Amerika Serikat tak memiliki akses ke sana. "Bisa jadi semuai itu tipuan belaka."
Menanggapi siaran televisi Iran, juru bicara Pentagon mengatakan video yang muncul di televisi Iran perlu diuji kebenarannya. "Kami melihat itu merupakan perumpamaan, ada orang melihat kejadian itu," kata Kapten John Kirby kepada wartawan dam acara jumpa pers, Kamis, 8 Desember 2011.
Dia dan rekannya, George Little, dalam acara tersebut tak memberikan komentar mengenai hilangnya salah satu pesawat siluman Amerika Serikat. Mereka hanya mengatakan bahwa pesawat Amerika Serikat yang hilang belum ditemukan. Bill Sweetman, seorang analis penerbangan Amerika Serikat, yakin gambar-gambar RQ-170 yang muncul di televisi Iran adalah nyata.
Baca Juga:
Sementara itu, sehubungan dengan penyusupan pesawat mata-mata RQ-170 yang ditembak jatuh militer Iran, duta besar Swiss untuk Iran dipanggil untuk menerima protes atas upaya penyusupan Amerika Serikat. Kedutaan Swiss di Iran merupakan perwakilan kepentingan politik Amerika Serikat karena kedua negara tak memiliki hubungan diplomatik.
"Menteri Luar Negeri Iran memanggil duta besar Swiss, Kamis, 8 Desember 2011, untuk menerima protes keras Iran atas upaya penyusupan Amerika Serikat menggunakan pesawat siluman tanpa awak. Iran juga meminta agar Amerika Serikat memberikan penjelasan resmi dan kompensasi," demikian bunyi salah satu siaran televisi Iran.
CNN | AL ARABIYA | CHOIRUL