TEMPO Interaktif, Tenggarong - Seorang penyelam tradisional, Ramli, dievakuasi ke RSUD AM Parikesit karena mengalami kram perut saat menyelam, Senin 12 Desember 2011. Ia dievakuasi sekitar pukul 10.30 WITA.
Sebelum dibawa ambulans ke rumah sakit, Ramli sempat mengalami kejang di atas perahu karet milik Tim SAR. Ia diduga mengalami kram karena terlalu lama berada di dasar Sungai Mahakam.
"Dia sekitar 30 menit di dasar sungai. Ia diselamatkan temannya dengan membeli selang udara untuk bernapas di dalam air," kata dr. Nizam, dokter piket di posko kesehatan Tim SAR, Senin.
Sebelum dievakuasi ke RUD AM Parikesit, Ramli sempat mendapat perawatan tim medis di posko kesehatan Tim SAR. Ramli dibantu pernapasan dengan oksigen.
Dengan berlakunya masa tanggap darurat tahap kedua hingga 25 Desember 2011, Pemerintah Daerah Kutai Kartanegara menggunakan jasa penyelam tradisional untuk proses evakuasi. Sebanyak enam penyelam tradisional diterjunkan selama sepekan untuk menemukan korban dan kendaraan di Dasar Sungai Mahakam.
Mereka menggunakan alat penyelaman sangat sederhana, hanya bermodal kompresor (mesin angin), yang digunakan mengganti tabung oksigen. Mereka juga menyelam bertelanjang dada.
Dr. Nizam menyatakan Ramli sempat mengalami dekompresi, kejang, bahkan tak sadarkan diri. "Sekarang dirujuk ke RS Pertamina Balikpapan. Sudah sadar tapi masih merintih kesakitan," ujarnya.
Pasca evakuasi Ramli, proses pencarian dihentikan untuk sementara.
FIRMAN HIDAYAT