TEMPO Interaktif, Jakarta -Mantan Wakil Kepala Polri Adang Darajatun mengaku selama Nunun dalam pelarian sebagai tersangka cek pelawat, dia dan keluarganya selalu menghubungi Nunun. "Saya berhubungan pakai Skype," kata Adang sambil tertawa.
Kini, setelah istrinya tertangkap polisi Thailand Rabu, 7 Desember 2011 dan dipulangkan ke Tanah Air, Sabtu 10 Desember 2011, sebagai suami, Adang mengaku senang. "Ya pasti keluarga senang dong," ujarnya dalam konferensi pers di kediamannya di jalan Cipete Raya nomor 39 C Jakarta Selatan, Senin 12 Desember 2011.
Menurut Adang, kebahagiaannya karena dia dan keluarga dapat bertemu kembali dengan Nunun meski di rumah tahanan Pondok Bambu Jakarta Timur. "Saya lupa setiap Senin, Rabu boleh besuk ibu, jadi ibu bisa ketemu cucu, bisa ketemu saya juga," ucap Adang dengan senyum mengembang.
Saat ditanya domisili istrinya selama pelariannya, Adang emoh menjawab. "Itu urusan saya," katanya sambil tersenyum. Adang membantah ada kekuatan besar yang melindungi istrinya selama melarikan diri di luar negeri.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi busyro Muqodas menyatakan dibalik pelarian Nunun Nurbaeti ada kekuatan besar yang melindunginya.
Selain itu, Adang juga membantah dirinya ikut menjemput Nunun di bandara saat tiba pertama kali di tanah air, Sabtu pekan lalu. "Saya yakin saja bisa ketemu ibu saat mengantar barang-barang ibu di Pondok Bambu," ujarnya.
Untuk keperluan Nunun selama di penjara Pondok Bambu, Adang mengaku, keluarga tidak selalu mengirimkan makanan kepada Nunun. Alasan Adang, karena makanan di rumah tahanan itu sudah baik, sehingga hanya vitamin-vitamin saja yang dikirim. "Yang penting memenuhi gizi," katanya.
Nunun ditangkap kepolisian Thailand pada Rabu lalu di salah satu rumah kontrakan di Bangkok. Kemudian kepolisian Thailand menginformasikan ke KPK. Singkat cerita, KPK mengirim dua tim ke Bangkok beranggotakan 11 orang. Serah-terima Nunun dari kepolisian Thailand ke KPK dilakukan pada Sabtu siang di pesawat Garuda di Bandar Udara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok.(Lihat Beginilah Penangkapan Nunun di Bangkok Versi KPK)
Nunun dibawa pulang ke Jakarta dengan menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 867 pada pukul 14.30 waktu di Bangkok. Kemudian tiba di Bandara Soerkarno-Hatta pada pukul 17.45 WIB. Ia kini menghuni salah satu sel di Rumah Tahanan Pondok Bambu.
Nunun menjadi buronan Interpol setelah KPK menetapkannya sebagai tersangka pada Februari 2011 lalu. Nunun disangka menyogok untuk memenangkan Miranda Swaray Goeltom menjadi Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia--dan akhirnya sukses. Ia diduga memberikan cek pelawat sebanyak 480 lembar senilai Rp 24 miliar ke seluruh politikus DPR di Senayan periode 1999-2004.
Dalam kasus ini KPK sudah menetapkan 30 orang tersangka dari anggota DPR periode 1999-2004 dan sebagian besar telah divonis bersalah oleh pengadilan. (lihat Jejak Nunun)
INDRA WIJAYA