TEMPO Interaktif, Jayapura - Akibat baku tembak antara Brimob dari Satgas Operasi Tumpas Matoa dengan kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka Devisi II Makodam Pemka IV Paniai membuat ratusan warga sipil mengungsi.
“Ada sekitar lima ratus yang mengungsi. Mereka dari wilayah Ekadide, dengan beberapa kampung, di antaranya Kagouto, Obayo, Deiy, Badawo, dan Wamalik. Warga mengungsi ke distrik Paniai Barat,” kata Okto Pekey, warga Paniai, Selasa, 13 Desember 2011.
Ia mengatakan, siang tadi polisi juga membakar rumah-rumah warga di Eduda, markas kelompok bersenjata. “Helikopter TNI terus saja mengangkut brimob ke Eduda, ada penyerangan besar-besaran terhadap kelompok dari dalam hutan,” katanya.
Beberapa hari lalu, kurang lebih 500 warga juga mengungsi ke Aula Serba Guna Paniai. Warga terdiri dari perempuan, orang tua dan anak-anak. Sebagian besar dari mereka hanya membawa pakaian seadanya untuk ganti sehari. “Belum tahu sampai kapan mereka akan ada di sana, untuk situasi Paniai sekarang warga penuh ketakutan, itu yang saya lihat di sini,” kata Okto.
Akibat kontak senjata dengan Brimob, puluhan anggota Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka Devisi II Makodam Pemka IV Paniai terluka. Sementara dari brimob tercatat satu orang terluka: Brigadir Satu Supono. Supono tertembak di kaki kanan saat penyerbuan ke markas OPM.
JERRY OMONA