TEMPO Interaktif, Houston, Amerika Serikat – Haruko, bocah perempuan yang belum berusia 13 tahun, menangis gara-gara Google memutuskan akun miliknya di jejaring sosial Google+. Rupanya manajemen Google menganggap Haruko yang tinggal di Houston, Texas, Amerika Serikat, masih terlalu muda untuk memiliki akun di situs jejaring sosial.
Sesuai dengan kebijakan perusahaan, Google menyensor pengguna jejaring sosialnya yang belum cukup usia. Masalah batasan usia minimal seseorang bisa menggunakan Internet sedang menjadi perbincangan hangat.
Nah, Rich Warren, ayah Haruko, punya alasan kenapa dia membuatkan akun Google+ untuk putrinya: supaya Haruko bisa berkomunikasi dengan kakek-nenek dan keluarga lainnya di dunia maya. Lagi pula Haruko punya akun blog karena tugas dari sekolahnya. Gara-gara akun Google hilang, otomatis gadis cilik ini kehilangan akses blog, pekerjaan rumah yang disimpan di akun Google, serta nomor-nomor telepon dan email dalam akun Google.
Google memang menetapkan syarat usia minimal bagi penggunanya, yang berbeda-beda di tiap negara. Kalau di Amerika Serikat, harus mengikuti aturan Children's Online Privacy Protection Act (COPPA). Aturan itu menyebut anak-anak di bawah usia 13 tahun harus mendapat izin orang tua untuk mendapatkan dan mengakses secara daring.
Masalahnya adalah Google menganggap Haruko masih berada kurang dari 13 tahun ketika akunnya dibuat. Manajemen pun memutuskan akun Haruko secara sepihak tanpa peringatan. Akibatnya Haruko menangisi data dan karyanya yang sudah tersimpan di akun Google.
Warrent berharap Google mau minta maaf kepada putrinya. "Beberapa orang mungkin punya masalah sama seperti saya,” ujar dia.
Namun hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari Google. Apakah sebaiknya Google memberi peringatan kepada Warren dan Haruko sebelum manajemen menutup akunnya? Berapa batasan usia minimal seseorang boleh memiliki email dan blogging?
MASHABLE.COM|DIANING SARI