Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Impor Sayur dan Buah  

image-gnews
TEMPO/Prima Mulia
TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertanian mengakui masih membutuhkan impor hortikultura (buah dan sayur) untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim mengatakan buah dan sayur yang diimpor terutama untuk yang tidak bisa diproduksi dari dalam negeri.

“Karena kita memiliki keterbatasan agroklimat (iklim pertanian), sehingga banyak buah dan sayur yang hanya bisa diproduksi di negara-negara dengan empat musim,” kata Hasanuddin, Rabu 14 Desember 2011.

Untuk jenis sayuran, Indonesia banyak mengimpor bawang putih, bawang merah, kentang, dan wortel. Impor sayur didapat dari beberapa negara seperti India, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Impor bawang putih bisa mencapai 90 persen dari kebutuhan atau sekitar 400 ribu ton karena dalam negeri hanya mampu memproduksi sebesar 20 ribu ton. Impor bawang merah sebesar 70-100 ribu ton dan produksi dalam negeri sebesar 1 juta ton. Untuk kentang, Indonesia harus mengimpor sebanyak 50-60 ribu ton jenis Atlantis yang biasa digunakan industri karena produksi hanya mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga. “Produksi kentang kita 1 juta ton, semuanya (jenis) Granola,” kata dia.

Kebutuhan wortel juga harus dipenuhi dari impor sebanyak 20 ribu ton karena produksi hanya memenuhi 400 ribu ton dari kebutuhan sekitar 420-450 ribu ton per tahunnya. Hasanuddin mengklaim kebutuhan sayur dalam negeri yang dipenuhi dari impor seluruhnya hanya 7 persen dari total kebutuhan.

Sedangkan untuk buah-buahan impornya terdiri dari jeruk mandarin, apel, pir, dan anggur. Impor banyak didapat dari Cile, Meksiko, Cina, Australia, Malaysia, India, Pakistan, Amerika Serikat, dan Thailand. “Empat buah impor itu mewakili lebih dari 60 persen impor buah kita,” ujarnya.

Impor jeruk Indonesia rata-rata tiap tahunnya mencapai 220-250 ribu ton dengan nilai US$ 190 juta yang kebanyakan dipasok dari Cina. Impor buah apel, anggur, dan pir masing-masing impornya mencapai 100-150 ribu ton per tahun. Menurut Hasanuddin, keseluruhannya adalah buah subtropis di negara-negara pada garis lintang sekitar 23,5 derajat lintang utara dan 23,5 derajat lintang selatan yaitu negara-negara dengan empat musim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Satu-satunya buah yang bisa tumbuh di Indonesia tapi beda varietas adalah jeruk. Jeruk tropis kita digolongkan sebagai kelompok tangerin,” katanya.

Indonesia, kata Hasanuddin, masih unggul dengan buah semusimnya. Misalnya pepaya, jambu biji, nanas, salak, dan pisang. Dari buah musiman, Indonesia masih unggul dengan jenis-jenis durian, mangga, rambutan, dan manggis. Ini khususnya dihasilkan dari kawasan-kawasan sebelah utara khatulistiwa.

Dia mengklaim bahwa impor hortikultura tidak dilarang karena dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura disebutkan bahwa impor hortikultura dimungkinkan asal tidak mengganggu usaha petani kecil, tidak bisa diproduksi di dalam negeri karena alasan kesesuaian iklim. “Atau produksi dalam negeri tidak mencukupi,” ujar Hasanuddin.

ROSALINA


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

15 jam lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

3 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

13 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.


Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

24 hari lalu

Logo KPK. Dok Tempo
Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

Pelaporan ke KPK terkait dugaan korupsi pemotongan dana bantuan hibah pertanian yang berasal dari Dana Aspirasi DPR yang mencapai Rp 2 miliar.


Menteri Hadi Tjahjanto Serahkan Sertifikat Hasil Program Konsolidasi Tanah Non Pertanian

30 hari lalu

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ATR/BPN Hadi Tjahjanto (keenam kiri) berdialog dengan warga saat menyerahkan sertifikat tanah di Desa Muktisari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 12 Oktober 2023. Sebanyak 405 sertifikat tanah dibagikan kepada warga secara gratis pada proses redistribusi tanah eks Hak Guna Usaha (HGU) PT Maloya yang telah ditetapkan menjadi Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Menteri Hadi Tjahjanto Serahkan Sertifikat Hasil Program Konsolidasi Tanah Non Pertanian

Menteri Agraria dan Tata Ruang Hadi Tjahjanto menyerahkan 205 sertifikat tanah hasil program Konsolidasi Tanah Non Pertanian.


Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

32 hari lalu

Pemandangan sawah daerah Rorotan di tengah ibu kota, Jakarta, Rabu, 1 November 2023.  Lahan tersebut merupakan lahan beberapa perusahaan salah satunya yaitu PT. NUSA Kirana. RE dan beberapa lahan milik warga setempat. TEMPO/Magang/Joseph.
Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

Seretnya produksi beras diduga akibat kebijakan regulator yang condong mengutamakan ekstensifikasi lahan pertanian, misalnya food estate.


Berkelanjutan Membangun Tapanuli Utara

48 hari lalu

Berkelanjutan Membangun Tapanuli Utara

10 tahun memimpin Kabupaten Tapanuli Utara, Nikson Nababan, fokus membangun infrastruktur, pertanian, pendidikan dan kesehatan. Perekonomian tumbuh positif meski di masa pandemi Covid-19.


BRI Menanam Grow & Green Bangkitkan Harapan Petani

55 hari lalu

BRI Menanam Grow & Green Bangkitkan Harapan Petani

BRI bersama Yayasan Bakau Manfaat Universal meluncurkan program BRI Menanam Grow & Green.


Mahfud MD Kritik Food Estate, Ini 5 Lokasi dan Kendalanya

56 hari lalu

Petani menanam bibit singkong di areal lumbung pangan nasional 'food estate' di Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Sabtu, 6 Maret 2021. Anggaran tersebut untuk mendukung program pengembangan
Mahfud MD Kritik Food Estate, Ini 5 Lokasi dan Kendalanya

Mahfud Md menyebut food estate adalah proyek gagal. Di mana saja lokasi proyek tersebut dan apa saja faktor kegagalannya?


Gibran Mau Libatkan Generasi Muda Lewat Smart Farming, Ini Strateginya

57 hari lalu

Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar saat mengikuti debat Cawapres ke empat di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. Debat kali ini bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan Agraria, Masyarakat Adat dan Desa. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Gibran Mau Libatkan Generasi Muda Lewat Smart Farming, Ini Strateginya

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka ingin melibatkan generasi muda dalam sektor pertanian dengan smart farming. Bagaimana strateginya?