Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Illuminator, Komunitas Ilustrator 'Artwork' Metal  

image-gnews
Burgerkill.Kembali memanaskan Bandung Berisik 2011 di bandung.(TEMPO/Bismo Agung)
Burgerkill.Kembali memanaskan Bandung Berisik 2011 di bandung.(TEMPO/Bismo Agung)
Iklan

TEMPO Interaktif, Bandung - Sejak SMP, Syamsul Bahri, 33 tahun, telah menggilai musik metal. Sampai sekarang, penggemar band Jasad, Forgotten, dan Burger Kill itu masih suka datang ke konser musik "bawah tanah" di Bandung. Karyawan di sebuah perusahaan konsultan itu pun tertarik ke elemen yang menempel lekat di band metal, yaitu artwork. “Saya masih belajar gambar anatomi tubuh yang bagus,” kata dia.

Di atas kertas gambar A3, ia membuat sketsa sosok zombie atau mayat hidup bertubuh kurus. Aksi makhluk itu seseram wajahnya. Tangan kanannya kokoh menggenggam gergaji listrik, sedangkan tangan kirinya menenteng kepala orang. Gambar-gambar serupa juga muncul dari sketsa 20-an peserta workshop desain dan produksi merchandise band metal. Mereka menggarap tema berjudul Teologi atau Ketuhanan.

Pelatihan pada Sabtu, 10 Desember 2011, itu diberikan komunitas The Illuminator di pendopo Common Room, Jalan Kyai Gede Utama, bersama dua dinas Pemerintah Kota Bandung. Materi yang diberikan mulai dari riset artwork band metal, sketsa, menggambar dan mewarnai di komputer dengan pen table, hingga sablon gambar ke kaos. Pelatihan itu menyambung program Art School yang pernah dirintis Illuminator pada Juli 2011.

Pendirian sekolah tersebut untuk menampung minat para pengunjung pameran karya-karya komunitas Illuminator di Galeri Padi, pertengahan 2010 lalu, yang ingin bisa menggambar artwork. Kelas menggambar di daerah Cicukang, Ujung Berung, itu sempat berjalan tiga bulan dengan 20 orang murid, dari kalangan pelajar hingga pekerja. Namun kemudian kelas berhenti di tengah jalan karena belum siap kurikulum dan kontrakan rumah keburu habis. “Padahal peminatnya banyak, dari luar kota Bandung juga tertarik ikut,” kata Dinan, salah satu pembentuk komunitas di sarang musisi underground Ujung Berung, Bandung, itu.

Illuminator berasal dari gabungan kata ilustrator dan terminator. Artinya, penggambar yang ingin menghancurkan batasan dalam berkarya. Kelompok seniman artwork itu dibentuk oleh Didin Krisnaendy Purwanda Supartawidjaya alias Dinan, Ivan Nugraha atau Ken Terror, serta Gencuy yang bernama asli Cucu Somantri pada 2009.

Karya para anggota komunitas itu kini tak lagi hanya dipesan untuk pembuatan sampul album band metal dan kaus bagi para penggemarnya, tapi juga dipakai untuk ilustrasi buku, gambar pakaian, serta tas.

Pemesan artwork tak cuma dari Bandung dan kota-kota yang punya band metal di Indonesia. Dalam kurun lima tahun terakhir, jangkauannya sudah meluas ke kawasan Asia Tenggara, hingga Amerika dan Eropa. Di antaranya untuk sampul album Atribute to Metallica, Disforia, Damagged, dan Mortal Decay. “Transaksinya bisa jual putus atau royalti,” kata Dinan. Harganya berkisar Rp 450 ribu hingga jutaan rupiah. Hubungan dengan band itu terbuka lewat pemampangan karya di blog pribadi atau jejaring sosial Internet.

Pasar dan peminat karya artwork terbuka lebar di dunia maya. Lagi pula, kata Dinan, sebuah band biasanya jarang memakai artwork dari seorang ilustrator terus-menerus supaya ada kesegaran dan kebaruan. Beberapa kali, kata Dinan, ia melimpahkan pesanan ke ilustrator lain. Agar juga tak kewalahan menerima pesanan, Illuminator merasa perlu menyiapkan penggambar artwork baru yang tidak langsung jadi, melainkan lewat proses dari dasar. “Syarat pertamanya, dia harus menyukai musik metal,” ujarnya.

Gambar terbentuk dari deru musik, tema lagu, atau rangkaian lirik yang gelap, beraroma kematian, kemarahan atau teriakan ketidakpuasan disertai makian. Alhasil, gambar artwork jadi tak lazim, hingga berlawanan dengan sosok sempurna. Sosok-sosok fantasi dengan aneka wajah dan tubuh rusak serta bengis seperti zombie, malaikat maut, atau penghuni neraka, kerap menjadi tokoh, misalnya pada peristiwa pembantaian manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di kalangan pecandu musik metal, gambar yang seram dan sadis itu sudah terlihat lumrah. Sejak dua hingga tiga dekade silam, artwork seperti itu misalnya telah diusung band-band metal dunia, seperti Manowar atau Iron Maiden.

Bagi Addy Gembel, vokalis band Forgotten, sadisme dan ketelanjangan adalah sesuatu yang puitis. Karena ada sebuah metafora yang coba dieksplorasi secara detail melalui tubuh dan aneka makhluk yang sengaja diciptakan. Di sisi lain, artwork juga bermakna sebagai bentuk protes dan kritik sosial. “Buat saya, artwork juga untuk mengingatkan hidup kita di dunia dan di alam selanjutnya,” kata anggota Illuminator, Yusep Sutrisna.

Di Bandung sendiri ada fenomena menarik. Sejak tragedi konser musik band Beside di gedung Asia Africa Culture Centre Jalan Braga 2008 lalu yang menewaskan belasan penonton, banyak band metal yang tiarap. Mereka belum bubar, tapi sulit berpentas karena terganjal izin dari kepolisian, hingga seret menggarap album baru. Walau begitu, kata Dinan, merchandise kaus band-band metal lokal bergambar artwork seharga Rp 120-150 ribu sampai hari ini selalu ludes diburu. “Sekitar 10 distribution outlet (distro) juga ikut memajang karena barang selalu habis,” kata vokalis band Necromansy dan Sonic Torment itu.

Kaus metal itu biasanya hanya dibuat terbatas 100 potong. Keuntungan penjualan dari penggemar itu dipakai untuk menghidupi band-band lokal berpentas di dalam atau di luar negeri, juga menggarap album baru. Bentuk lain dukungan komunitas bawah tanah Bandung agar musik metal tak mati, yaitu dengan cara membanjiri konser yang sudah terhitung jarang setiap tahun. “Paling sedikit 40 ribu penonton ada,” katanya.

Komunitas Illuminator kini tengah menggalang dana untuk pendirian Saung Metal di Cicukang, Ujung Berung. Aksi jangka panjang, hingga dua tahun, tersebut untuk membeli tanah seluas 1,5 hektare. “Kami ingin mendirikan tempat untuk diskusi tentang musik metal, belajar gambar artwork dan kesenian tradisional, juga galeri untuk komunitas metal,” ujarnya.

Dana yang dibutuhkan sekitar Rp 2 miliar. Sejak tiga pekan lalu tiap Ahad di Jalan Dago, mereka membuka kotak donasi yang boleh diisi selembar uang Rp 2.000 dari tiap penyumbang. Kotak itu juga bakal diedarkan di setiap konser musik metal. Ia berharap komunitas metal di Bandung yang tercatat sebagai kelompok terbesar di Asia Tenggara bisa mewujudkan mimpi lama para musisi underground itu.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

2 hari lalu

Komunitas sepeda di Yogyakarta menggelar event saat masa ramadhan. (Dok.istimewa)
Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

Masa cuti bersama dan libur Lebaran berlangsung selama delapan hari, yaitu dari tanggal 8 hingga 15 April 2024 mendatang.


NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

3 hari lalu

Sejumlah komunitas mobil mengikuti event NgabubuDrive sembari menunggu waktu berbuka puasa di pelataran parkir Ambarrukmo Plaza Yogyakarta Sabtu 23 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

Momen menunggu saat berbuka puasa atau ngabuburit di masa ramadan bisa diisi dengan berbagai hal produktif agar tak membosankan.


Talon Gabung ke PUBG Mobile Esport, Bermitra dengan Indonesia di Event Asia Tenggara 2024

15 Januari 2024

Sejumlah peserta bertanding dalam babak grand final kompetisi eSport PUBG Mobile 'Dunia Games League 2020' di Hall Bola Basket Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 29 Februari 2020. Kompetisi berhadiah total Rp1,6 miliar yang mempertemukan 16 tim terbaik se-Indonesia itu diharapkan dapat berkontribusi dalam mengembangkan prestasi cabang eSport di Indonesia. ANTARA
Talon Gabung ke PUBG Mobile Esport, Bermitra dengan Indonesia di Event Asia Tenggara 2024

Talon telah bergabung dengan PUBG Mobile Esport sebagai kemitraan resmi untuk event PUBG Mobile Super League - Asia Tenggara 2024.


Komunitas Polisi Air Wonosalam, Sampah dan Harapan pada Capres 2024

14 Januari 2024

Anggota Polisi Air bersama River Warrior berdiskusi di tepi Sungai Gogor Wonosalam, Jombag, Minggu 14 Januari 2024. Mereka meninventarisasi problem lingkungan yang jadi pekerjaan rumah kita semua. Istimewa
Komunitas Polisi Air Wonosalam, Sampah dan Harapan pada Capres 2024

Sebanyak 20 pelajar yang tergabung di Komunitas Polisi Air Wonosalam berdiskusi perihal kerusakan hutan dan aktivitas membuang sampah sembarangan.


Asa Komunitas Musik Klasik di Kota Padang

8 Januari 2024

Sendi Orysal memainkan violin dalam kegiatan Klasik Asik yang diadakan oleh komunitas WESS di Cafe D'Colonisl Kota Padang. Foto TEMPO| Fachri Hamzah
Asa Komunitas Musik Klasik di Kota Padang

Sendi menerangkan, program musik klasik ini terdiri dari beberapa kegiatan mulai dari diskusi sampai tampil di panggung.


5 Dampak Positif CFD Bagi Lingkungan, Negara Mana Pertama Kenalkan Car Free Day?

10 Desember 2023

Spanduk peringatan larangan kampanye politik terpampang saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Larangan mengenai kegiatan politik di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) tersebut tertuang dalam Pergub Provinsi DKI Jakarta No. 12/2016 tentang pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor. TEMPO/M Taufan Rengganis
5 Dampak Positif CFD Bagi Lingkungan, Negara Mana Pertama Kenalkan Car Free Day?

Car Free Day merupakan sebuah inisiatif dan protes terhadap penggunaan mobil yang menimbulkan polusi. Negara mana pertama adakan CFD?


Gelar Konser Kedua, Parahyangan Orchestra Bandung Mainkan Kizuna

29 November 2023

Konser kedua kelompok Parahyangan Orchestra di auditroium Universitas Katolik Parahyangan Bandung yang berjudul Kizuna, 28 November 2023. (Dok.Panitia)
Gelar Konser Kedua, Parahyangan Orchestra Bandung Mainkan Kizuna

Total ada delapan komposisi yang dimainkan Parahyangan Orchestra, untuk mengajak masyarakat agar merenungkan kembali berbagai bentuk relasi.


Komunitas Faktor Penting Dalam Perjalanan Kesehatan, Ini Surveinya

24 November 2023

Ilustrasi lari/herbalife
Komunitas Faktor Penting Dalam Perjalanan Kesehatan, Ini Surveinya

Survei membuktikan komunitas pendukung sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan dan kesejahteraan.


Komunitas The Power of Mama Ketapang Raih Nasional Clean Air Championship Award

22 November 2023

Kelompok perempuan 'The Power of Mama' sedang membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Desa Sungai Besar, Ketapang, Kalimantan Barat pada 02 Januari 2023. Dokumentasi YIARI
Komunitas The Power of Mama Ketapang Raih Nasional Clean Air Championship Award

Komunitas The Power of Mama menerima "Clean air Championship Award 2023" untuk tingkat petani, masyarakat peduli api, perorangan wilayah Kalimantan.


7 Tips Mengatasi Kesepian untuk Jaga Kesehatan Mental

22 November 2023

Ilustrasi wanita kesepian. shutterstock.com
7 Tips Mengatasi Kesepian untuk Jaga Kesehatan Mental

Terkadang merasa kesepian memicu berbagai hal negatif. Berikut adalah tips untuk mengatasi kesepian.