TEMPO.CO, Bogor - Bukit Merah Putih di Desa Tangkil, Kecamatan Citeureup, kawasan Sentul, Jawa Barat, sejak 2010 lalu mulai berubah. Di kawasan seluas 261,712 hektar itu kini tak ada lagi pepohonan liar. Sesuai Keputusan Presiden, daerah inipun kini berganti menjadi tanah lapang, barak prajurit, dan beberapa blok perkantoran dalam kawasan terpadu yang disebut Canti Dharma.
Kawasan Canti Dharma terletak di ketinggian 450 meter dari permukaan laut. Di area inilah rencananya akan didirikan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia (IPSC/Indonesian Peace and Security Center). IPSC sendiri merupakan arena terpadu pelatihan pengelolaan perdamaian, penanggulangan terorisme, penanggunggulangan bencana, dan pelatihan pasukan siaga. Salah satu pembangunan yang sudah rampung 70 persen adalah Pusat Pemeliharaan Perdamaian.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebutkan PPP yang ada di Sentul ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. "Di sinilah nanti akan disiapkan personel TNI yang akan dikirimkan dalam berbagai misi perdamaian dunia," jelas Purnomo usai peresmian pembangunan tahap pertama Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, Selasa, 19 Desember 2011.
Menurut Purnomo Pusat Pemeliharaan Perdamaian ini akan dioperasionalkan untuk berbagai latihan militer dalam menjaga perdamaian. Termasuk penempaan personil TNI dengan berbagai keahlian seperti kesamaptaan dan bahasa. Seperti yang terlihat dalam simulasi misi pasukan perdamaian TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda di arena latihan terpadu Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia yang berlangsung siang tadi.
Di lapangan terbuka, arena pelatihan IPSC, pertikaian antara dua negara; Negara Tangkil dan Negara Sentul tak bisa dielakkan. Sengketa di perbatasan dua negara yang sudah terjadi sejak lama akhirnya berujung pada kontak senjata. Karenanya, pasukan perdamaian Indonesia yang tergabung dalam kontingen Garuda sedang bertugas segera mengambil peran. Apalagi saat itu Negara Tangkil bersiap mengerahkan kekuatan militer untuk menyerang Sentul.
Sebagai pasukan perdamaian, komandan batalion Indonesia pun segera menurunkan pasukan. Dua unit kendaraan tempur Anoa (jenis tank tempur milik pemerintah Indonesia) dan satu kompi pasukan pun diturunkan. Dengan sigap pasukan perdamaian yang bertugas di Negara Sentul ini mengosongkan wilayah dan mengamankan warga dan media massa yang ada di lokasi itu.
"Bom..! Bom!," benar saja. Sesaat setelah wilayah perbatasan Sentul dikosongkan oleh pasukan Garuda, helikopter MI35 milik pasukan Tangkil menjatuhkan dua TNT berdaya ledak rendah. Tak satupun korban jatuh dari pihak sipil. "Tugas pasukan perdamaian itu untuk melakukan negosiasi dan menghindari meluasnya konflik," jelas Purnomo menjelaskan kejadian ini.
Keberadaan Pusat Pemeliharaan Perdamaian ini, jelas Purnomo akan menjadi pusat pelatihan militer personel TNI sebelum diturunkan dalam operasi pemeliharaan perdamaian. Apalagi di lokasi ini nantinya juga akan dibangun fasilitas lainnya seperti; Pusat Pemeliharaan Perdamaian, Markas Pasukan Siaga, Pusat Pelatihan Penanggulangan Terorisme, Pusat Pelatihan Penanggulang Bencana, Kampus Universitas Pertahanan, dan Pusat Olahraga Militer.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam peresmian Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, dan pembangunan IPSC tahap pertama pagi tadi menyebutkan, pembangunan pusat latihan terpadu sudah tidak dapat dihindarkan. "Konstitusi sudah mengamanahkan kita untuk ikut mengelola dan menjaga ketertiban dan perdamaian dunia," ujar SBY siang tadi.
Selain itu, presiden tidak mau peristiwa tahun 1996 saat Indonesia mengirimkan misi Garuda ke Bosnia terulang. Saat itu beberapa personil Garuda yang sudah dikirimkan terpaksa dipulangkan karena tidak lulus tes mengemudi dan tidak mahir berbahasa Inggris. Karenanya, dengan adanya IPSC personil TNI yang akan diturunkan dalam misi perdamaian sudah dalam kondisi siap. "Maka itu, kita bisa mengirimkan satuan mekanis yang siap siaga diberangkatkan kemana pun," ujar SBY optimistis.
Mengenai pembangunan kawasan Canti Dharma sebagai Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia, Purnomo menyebutkan rencananya akan selesai pada 2014. Sedang Pusat Pelatihan Perdamaian akan rampung pada 2013 mendatang. "Kami berharap fasilitas ini nanti tidak hanya digunakan oleh pasukan dalam negeri, tetapi terbuka untuk negara mana saja yang akan melakukan pelatihan disini."
IRA GUSLINA