TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono yakin volume impor daging tahun depan bisa ditekan menjadi hanya 17,5 persen dari total kebutuhan nasional. Sebab, hasil sensus dari Badan Pusat Statistik, yang menyebutkan populasi sapi lokal telah mencapai 14,8 juta ekor, dinilai memenuhi 80 persen kebutuhan nasional.
“Nantinya diharapkan tahun depan impor paling banyak 20 persen,” ujarnya, Senin, 19 Desember 2011.
Pemerintah telah menetapkan kuota impor daging sapi tahun depan sebesar 85 ribu ton atau 17,5 persen dari total kebutuhan nasional 485.714 ton. Rinciannya, kuota impor daging sapi beku 34.000 ton dan kuota impor sapi bakalan 311.545 ekor, setara dengan 51 ribu ton daging sapi beku. Satu ekor sapi beku diperkirakan menghasilkan 163,7 kilogram daging.
Suswono menyatakan keputusan kuota impor itu telah dibicarakan dengan berbagai pihak dengan mengacu pada hasil sensus sapi BPS. Sebelum dilakukan sensus sapi oleh BPS, populasi sapi di Indonesia hanya 12 juta ekor. Dengan begitu, kontribusi impor daging tahun ini ditetapkan 35 persen dari total kebutuhan dalam negeri atau setara dengan impor daging sapi 93.000 ton dan sapi bakalan 600 ribu ekor.
Ia yakin kuota impor yang telah ditetapkan pemerintah bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. “Sementara hitung-hitungan di lapangan secara sistematisnya seperti itu, impor hanya 17,5 persen. Tapi nanti kita lihat lagi perkembangannya, mudah-mudahan sisanya bisa dipenuhi dari dalam negeri,” ujarnya.
Swasembada daging sapi juga diyakini bisa segera terwujud karena sapi lokal mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging sapi. “Justru sapi lokal ini yang menutupi kebutuhan kita nanti. Menurut sensus, ternak ini ada optimisme, malah peternak minta impor distop. Tapi kita harus realistis, ada kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan,” kata Suswono.
ROSALINA