TEMPO.CO,- Harga minyak mentah naik tipis di New York Mercantile Exchange, Selasa 20 Desember 2011 pagi atau Senin 19 Desember 2011 waktu setempat. Kenaikan harga dipicu kekhawatiran investor soal nasib kawasan Korea Utara pascakematian Kim Jong-il.
Kematian Kim dan nasib Korea di tangan Kim Jong-un, putra Jong-il, serta kerusuhan Kazakhstan menjadi salah satu pertimbangan. Kondisi ketegangan geopolitik membuat harga minyak West Texas Intermediate untuk pengantaran Januari naik 35 sen menjadi 93,88 dollar AS per barel di New York. Kontrak Januari ini akan kedaluwarsa Selasa 20 Desember 2011 waktu setempat atau Rabu esok waktu Indonesia.
Sementara di London minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari naik 89 sen menjadi 104,24 dolar AS dalam transaksi sore di ICE Futures Europe Exchange. "Banyak perkembangan geopolitik telah benar-benar membentuk peristiwa-peristiwa di pasar minyak, tapi pada kematian diktator Korea Utara Kim Jong-Il telah meninggalkan harga minyak dingin," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
"Kekhawatiran geopolitik mendorong pasar (minyak mentah)," ujar John Kilduff, mitra di Again Capital LLC yang berbasis di New York, Senin waktu setempat.
Terkait dengan Korea Utara, ketegangan di Semenanjung Korea sudah meningkat sejak penyerangan yang dilakukan oleh kapal perang Korea Utara dan sebuah pulau yang disengketakan menewaskan 50 warga Korea Selatan tahun lalu.
Bukan hanya khawatir akan Korea Utara, Kilduff menyebutkan pasar pun sudah bereaksi terhadap masalah Iran. Para pemimpin negara di bawah Gulf Cooperation Council sudah sampai di Riyadh, Arab Saudi, untuk melakukan pertemuan yang berlangsung selama dua hari. Pertemuan ini mengagendakan aksi yang diperlukan untuk melawan Iran yang diduga memiliki program senjata nuklir.
Kim Jong-il, 69 tahun, mangkat karena serangan jantung pada Sabtu. Media pemerintah mengumumkan pada Senin 19 Desember 2011 dan membuka pertanyaan baru tentang masa depan negara komunis bersenjata nuklir dan sangat terisolasi tersebut.
Pyongyang mendesak dukungan untuk putra bungsu Kim, Kim Jong-un, sebagai penerus takhta. Kim Jong Un adalah putra paling bungsu Jong-il dengan istri ketiganya, Ko Young-hee. Kendati masih muda usia, Jong-un sudah menjadi jenderal bintang empat.
Jong-un pertama kali tampil ke publik pada September 2010. Pada 27 September, sehari menjelang konferensi Partai Buruh Korea di Pyongyang, Jong-un diangkat menjadi daejang atau setara dengan jenderal bintang empat, kendati Jong-un tak memiliki pengalaman militer. Kemudian sehari setelahnya Jong-un diangkat menjadi Wakil Ketua Komisi Militer Pusat dan Pengurus Pusat Partai Buruh.
WDA | AP | REUTERS | ANT