TEMPO.CO , Washington - Merkuri yang dilepaskan ke udara lewat pembakaran bahan bakar fosil selama ini ternyata masuk ke dalam rantai makanan ketika jatuh kembali ke Bumi dan diserap ekosistem perairan. Hasil penelitian terbaru ilmuwan Amerika Serikat ini menunjukkan bahwa Bumi “dihujani” merkuri yang dapat jatuh di mana saja.
Merkuri, salah satu jenis logam berat beracun, dilepaskan dalam bentuk uap dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Ribuan ton merkuri dalam bentuk uap itu dipompa ke udara saban tahun. Para peneliti menemukan bahwa tiap kali merkuri teroksidasi, maka ia akan lebih mudah disimpan kembali di dalam Bumi, baik lewat hujan maupun salju.
Dalam jurnal Nature, para peneliti menjelaskan bahwa masuknya logam berat beracun ini ke dalam rantai makanan tak lepas dari peran bakteri yang mengubah merkuri menjadi metil merkuri lewat proses oksidasi. Metil merkuri inilah senyawa yang gampang masuk ke dalam rantai makanan.
Seth Lyman, peneliti yang memimpin riset di Universitas Washington Bothell, Amerika Serikat, mengatakan lokasi jatuhnya “hujan” merkuri itu bisa saja berbeda jauh dari sumber asalnya. "Merkuri yang dilepaskan dari sisi lain dunia bisa jatuh tepat di belakang pintu rumah kita,” ujarnya. “Hal itu tergantung di mana dan bagaimana logam itu dipindahkan, karena bisa berubah secara kimia.”
Merkuri dari pembakaran batu bara di Asia, misalnya, dapat mengitari Bumi beberapa kali sebelum akhirnya teroksidasi dan jatuh ke permukaan tanah di benua lain. Merkuri yang teroksidasi dari lapisan udara di atasnya itu cenderung jatuh di sejumlah kawasan yang memiliki kondisi iklim tertentu, seperti barat daya Amerika Serikat, dibandingkan kawasan lain.
Lyman dan tim penelitinya mengkaji data yang diambil dari pesawat yang melintasi Amerika Utara dan Eropa pada bulan Oktober dan November tahun lalu. Mereka menggunakan alat yang mampu mendeteksi unsur merkuri baik dalam bentuk dasar maupun yang sudah teroksidasi dari sampel udara yang sama.
Alat tersebut merekam data tiap 2 menit 30 detik pada ketinggian 19-23 ribu kaki. Pada beberapa kesempatan, pesawat melalui aliran udara yang sedikit turun di bawah lapisan stratosfer, atau sekadar berada di bawahnya.
Riset itu menunjukkan bahwa perubahan unsur merkuri dari bentuk dasar menjadi merkuri teroksidasi terjadi di lapisan atas atmosfer. Bagaimana oksidasi terjadi belum jelas benar, tapi para ilmuwan paham benar bahwa merkuri yang dilepaskan ke udara dapat kembali ke Bumi melalui dua cara, yaitu pengendapan atau melalui udara yang turun ke permukaan tanah.
"Lapisan atas atmosfer berperan layaknya reaktor kimia yang menyebabkan merkuri lebih mudah tersimpan di dalam ekosistem," kata Lyman.
GUARDIAN | MAHARDIKA SATRIA HADI