TEMPO.CO , Nashville, Tenn - Dua pria muslim menggugat maskapai penerbangan Delta Airlines Inc. dan perusahaan angkutan udara lainnya karena menolak mengangkut keduanya dari Memphis ke Charlote, N.C., Mei lalu.
Penolakan tersebut ternyata berbuntut panjang. Kedua pria ini merasa kecewa dan dipermalukan, sehingga melayangkan gugatan kepada Delta dan Atlantic Southeaast Airlines ke Pengadilan Federal, Senin, 19 Desember 2011.
Dalam gugatan tersebut dinyatakan Masudur Rahman dan Mohamed Zagloul mengalami beberapa pengecekan keamanan di pintu masuk. Petugas keamanan mengaku mendapatkan permintaan dari pilot pesawat agar tak mengizinkannya masuk karena dianggap dapat menimbulkan ketidaknyamanan penumpang lain.
Sedianya kedua pria ini akan menghadiri konferensi diskriminasi antimuslim. Akibat penolakan tersebut kedua pria yang digambarkan selalu mengenakan pakaian tradisional Arab itu merasa dirugikan dan meminta kompensasi terhadap maskapai penerbangan.
Atlantic Southeast dan Delta mengaku bahwa perusahaannya mengutuk diskriminasi. Namun ketika diminta komentar soal penolakan terhadap kedua muslim itu mereka menolak menjawab. Kedua perusahaan ini mengadakan jumpa pers yang intinya ingin menyampaikan pesan tentang diskriminasi antimuslim.
Rahman merupakan guru les tambahan bahasa Arab di Universitas Memphis, hampir saban hari mengenakan pakaian tradisional India. Sedangkan Zagloul adalah seorang ustad di sebuah perkumpulan muslim Memphis. Dia selalu memakai baju Arab tradisional termasuk penutup kepala.
"Kendati keduanya telah menjelaskan maksud dan tujuan kepergiannya, pilot tetap berkeras menolak membawanya pergi dengan burung besi tersebut," demikian bunyi gugatan tersebut.
AP | MSNBC | CHOIRUL