TEMPO Interaktif, Sleman -- Para penumpang Srwijaya Air yang tergelincir di Bandara Adisucipto Yogyakarta, Selasa, 20 Desember 2011, diperkirakan mengalami trauma. Hari ini Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta menyiapkan tim penanganan trauma yang terdiri dari 10 dokter dan enam psikolog.
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Sardjito Yogyakarta, Rini Sunaring Putri, mengatakan sebagian penumpang syok saat berebut keluar pesawat. "Sebagian dari mereka terinjak-injak cukup hebat," kata Rini seusai koordinasi dengan pihak PT Angkasa Pura Bandara Adisutjipto, Rabu, 21 Desember 2011.
Tim dari RSUP Sardjito fokus pada penanganan psikis dan fisik seperti kepala, otak, jantung, hingga tulang dada para penumpang pesawat Jakarta-Yogyakarta dengan nomor penerbangan SJ 230 PKCKN yang tergelincir itu. “Tim memeriksa secara komprehensif kondisi korban yang kini masih dirawat di rumah sakit rujukan, untuk atasi traumanya,” kata Rini.
Dari 131 penumpang dan kru yang selamat, lima penumpang mengalami luka akibat benturan dan terinjak-injak saat berebut keluar pesawat. Mereka menjalani perawatan di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan, sisanya ke Rumah Sakit TNI AU RS Harjo Lukito.
Sejauh ini tim belum mendapat laporan patah tulang dan kondisi fisik yang parah. "Fokusnya di penanganan psikis supaya tidak terjadi ketakutan,” kata Rini.
Tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bakal menyelidiki penyebab tergelincirnya pesawat Sriwijaya Air pagi ini. Bandara Adisutjipto sudah mulai dibuka dan beberapa pesawat sudah mulai terbang.
PRIBADI WICAKSONO