Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dua Planet Baru Mirip Neraka Bumi  

image-gnews
Ilustrasi yang dirilisi Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian Center menunjukkan perbandingan Planet Kepler-20e dan Kepler-20f dengan Venus dan Bumi. AP Photo/Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics
Ilustrasi yang dirilisi Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian Center menunjukkan perbandingan Planet Kepler-20e dan Kepler-20f dengan Venus dan Bumi. AP Photo/Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua planet temuan para astronom itu berukuran mirip dengan Bumi. Bedanya suhu planet itu tak seperti Bumi. Keduanya panas, bahkan disebutkan bak neraka. Dua planet tersebut berada di luar tata surya. Planet terkecil itu diberi nama Kepler-20. Sebagai pembeda, planet pertama disebut Kepler-20 e dan planet kedua disebut Kepler-20 f.

Ukuran Kepler-20 e dan Kepler-20 f masing-masing 1,03 dan 0,87 kali diameter Bumi. Rekor planet terkecil di luar tata surya sebelumnya dipegang oleh Kepler-10 b, dengan diameter 1,42 kali dari Bumi. Para astronom menghitung jarak Kepler-20 dari konstelasi Lyra, yakni hampir 1.000 tahun cahaya.

"Dilihat dari ukuran Kepler-20 e memiliki diameter tiga persen lebih besar dari Bumi, hal ini membuat planet tersebut menjadi obyek di luar tata surya termirip dengan Bumi," kata Dr. François Fressin, Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian di Cambridge, Massachusetts. "Kepler-20 f memiliki ukuran 13 persen lebih kecil dari Bumi, dengan diameter sekitar 7.000 kilometer dan lebih kecil dari Venus. Planet tersebut merupakan planet terkecil yang pernah ditemukan di orbit bintang lain di luar tata surya.

Para peneliti percaya planet Kepler-20 e, yang letaknya lebih di bagian dalam, melakukan orbit selama enam hari mengitari mataharinya. Planet sepenuhnya berbatu, dan terbuat dari perpaduan unsur di Bumi seperti silikat dan besi. Sedangkan lebih ke bagian luar, Kepler-20 f, mengorbit setiap 20 hari dan bisa mengembangkan atmosfer yang terbuat dari uap air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Suhu permukaan yang mencapai sekitar 700 dan 400 Celcius hampir dipastikan tak mendukung adanya kehidupan. "Planet-planet tersebut cenderung terlalu panas untuk kehidupan seperti yang kita kenal. Namun sangat mungkin bahwa Kepler-20 f bermigrasi ke dalam orbit luar, dan dapat menjadi planet layak huni," kata Fressin.

Penemuan sebelumnya melaporkan bahwa telah ditemukan keberadaan Kepler 20 b, 20c, dan 20 d. Sejauh ini Kepler 20 b adalah kandidat planet terbaik di luar tata surya yang mempunyai kemiripannya dengan Bumi. Planet ini berada dalam zona yang nyaman untuk dihuni atau zona Goldilocks. Selama ini mereka kesulitan menemukan tempat yang tidak terlalu panas, tapi juga tidak terlalu dingin. Tempat air, yang sangat mendasar bagi kehidupan, tidak membeku dan mendidih.

GUARDIAN.CO.UK | ESQNEWS.COM| ANANDA PUTRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

11 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Kapal Ulang-alik Atlantis meluncur ke luar angkasa untuk terakhir kalinya pada 8-7, 2011. Atlantis, salah satu pesawat ulang-alik milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. REUTERS/Bill Ingalls/NASA/Handout
Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.


AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko


BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2022 memberikan penghargaan Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture kepada Dr. Orbita Roswitiarti M.Sc yang memiliki rekam jejak di bidang penerbangan dan antariksa serta memberikan banyak manfaat yang berarti. (BRIN)
BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.


Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Messier 15 (NASA, ESA)
Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.