TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto mengatakan meningkatnya peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade) bisa membuat biaya utang pemerintah lebih efisien.
Ditemui usai mengikuti seminar tentang Otoritas Jasa Keuangan, Rabu, 21 Desember 2011, ia mengatakan dengan semakin banyaknya aliran dana ke Surat Berharga Negara (SBN) rupiah, yield (imbal hasil) akan semakin rendah.
"Ini berarti dana untuk membangun infrastruktur dan pembiayaan lain akan lebih murah. Jadi bagus sekali efeknya bagi pembiayaan pembangunan," ujar dia.
Setelah mendapatkan peringkat dari lembaga pemeringkat Fitch Ratings, yield surat utang rupiah turun sampai 15 basis poin (0,15 persen). Untuk memanfaatkan kesempatan tersebut, pemerintah tengah menggarap peraturan terkait dengan rencana penerbitan sukuk negara yang berbasis proyek (project financing).
"Ini untuk membiayai proyek-proyek baru dengan dana yang dihasilkan dari penerbitan sukuk," katanya.
Ke depan, pemerintah bakal semakin banyak menerbitkan sukuk berbasis proyek. Pasalnya peringkat layak investasi dalam jangka panjang akan membuat banyak dana murah masuk.
"Kami akan menerbitkan instrumen jangka panjang sekitar Rp 40 triliun. Selain untuk memperpanjang durasi protofolio utang, juga untuk mengurangi risiko refinancing dan pembiayaan jangka panjang. " Pemerintah yakin instrumen utang jangka panjang akan bermanfaat bagi pertumbuhan sektor riil.
ALWAN RIDHA RAMDANI