TEMPO.CO , Hong Kong - Pemerintah Hong Kong memusnahkan 17 ribu ekor ayam yang diduga terpapar virus flu burung mematikan atau H5N1. Ayam-ayam tersebut dikumpulkan dari seluruh penjuru kota sejak awal pekan lalu.
Pemusnahan unggas ini dilakukan setelah aparat menemukan dua bangkai ayam yang terjangkit virus mematikan itu di sebuah pasar grosir. Pemerintah setempat hingga saat ini masih menelusuri sumber ayam berpenyakit itu, apakah berasal dari peternakan lokal atau impor. Otoritas pertanian telah memeriksa semua 30 peternakan, tapi tidak menemukan pertanda apa pun.
Dampaknya, selama tiga pekan ke depan pemerintah Hong Kong memberlakukan larangan impor dan penjualan ayam hidup. "Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan publik dan diperkirakan perdagangan unggas akan menderita kerugian," kata sekretaris Makanan dan Kesehatan Pemerintah Hong Kong, York Chow, seperti dikutip BBC, Rabu 21 Desember 2011.
Virus H5N1 memang menjadi momok di Asia sejak pertama kali ditemukan pada 2003. Secara global saat ini tercatat 331 orang tewas akibat virus ini.
Kekhawatiran pun meluas lantaran warga menemukan burung-burung liar yang mati di tempat umum. Kemarin siswa sekolah dasar menemukan dua ekor burung Murai yang mati. Di hari yang sama sebuah sekolah menengah terpaksa ditutup lantaran dicemari bangkai Camar kepala hitam yang diduga tewas akibat virus. "Untuk menjaga kesehatan masyarakat, kita harus mengadopsi langkah tegas dan efektif untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran virus," ujar York Chow.
Pemerintah Hong Kong bersiaga lantaran trauma dengan wabah penyakit menular yang mematikan. Tahun 2003 lalu penyakit pernapasan SARS telah menewaskan 300 orang di kota tersebut. Pada 2009 300 orang juga dimasukkan karantina lantaran diduga terpapar virus flu babi.
FERY FIRMANSYAH