TEMPO.CO, Jakarta - Terpengaruh sentimen positif dari turunnya imbal hasil obligasi Spanyol, indeks kurva yield obligasi pemerintah (IBPA-IGSYC) terlihat mengalami penurunan pada tenor 2–30 tahun pada penutupan perdagangan Rabu kemarin.
Secara rata-rata, penurunan imbal hasil (yield) dipimpin oleh tenor menengah (5-7 tahun), yakni, 12,9 basis point (bps), kemudian disusul oleh tenor pendek (1-4 tahun) sebesar 6,9 bps, serta tenor panjang (8-30 tahun) 4,6 bps. Selisih antara yield tenor 2 tahun (5,102 persen) dan tenor 10 tahun (6,0943 persen) menyempit sangat tipis menjadi 99,2 bps dari sebelumnya 99,5 bps.
Turunnya imbal hasil membuat harga surat utang negara (SUN) benchmark (patokan) mengalami kenaikan harga antara 29-102 bps. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada seri FR0054 (tenor 20 tahun), yakni 101,61 bps menjadi 124,7161. Kemudian diikuti seri FR0056 (tenor 15 tahun) menguat 62,5 bps menjadi 116,375. Seri FR0055 (tenor 5 tahun) naik 61,34 bps menjadi 108,0936, serta seri FR0053 juga menguat 29,79 bps menjadi 115,662.
Walhasil, indeks obligasi pemerintah yang hanya menghitung perubahan harga (GBIX-Clean Price) melanjutkan penguatan ke level 129,9597 atau naik 0,5288 poin (0,41 persen). Demikian pula dengan indeks obligasi pemerintah yang menghitung semua potensi keuntungan (GBIX-Total Return) juga naik 0,6788 poin (0,43 persen) menjadi 160,3808. Sedangkan indeks obligasi yang menghitung perubahan imbal hasil (GBIX-Effective Yield) sebanyak 1,09 poin (0,06 persen) menjadi 6,227.
Corporate Secretary Indonesia Bond Price Agency (IBPA), Tumpal M. Sihombing, mengemukakan turunnya imbal hasil serta hasil lelang obligasi Spanyol jangka pendek yang berada di atas ekspektasi para analis mampu memicu sentimen positif bagi surat utang domestik. “Namun belum kondusifnya pasar global membuat kekhawatiran investor belum bisa mereda,” tuturnya.
Pasar masih menunggu hasil lelang fasilitas Bank Sentral Eropa (ECB) seiring ancaman penurunan peringkat utang negara Eropa oleh Standard & Poor’s yang masih membayangi investor. Kemarin, ECB mengumumkan kucuran pinjaman senilai 489 miliar euro (US$ 645 miliar) kepada perbankan Eropa.
Berita negatif kembali muncul setelah Fitch ratings kemungkinan akan menurunkan peringkat utang Amerika Serikat yang saat ini masih berada di level AAA hingga akhir tahun 2013. November lalu, Fitch memberikan prospek negatif pada peringkat utang AS setelah Komite Kongres gagal menyetujui pemangkasan anggaran.
Volume perdagangan obligasi di pasar sekunder Rabu kemarin meningkat 58,3 persen menjadi Rp 8,37 triliun. Namun frekuensinya transaksi malah turun 0,5 persen hanya menjadi 432 kali. Obligasi seri FR0058 menjadi surat utang pemerintah yang teraktif diperdagangkan di mana volume mencapai Rp 955 miliar dan transaksi 104 kali.
Sedangkan obligasi II Bank Danamon tahun 2010 seri A (BDMN02A) dengan kupon 8,75 persen menjadi surat utang korporasi teraktif diperdagangkan dengan frekuensi 12 kali senilai Rp 92 miliar.
VIVA B. KUSNANDAR