Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komnas HAM: Tidak Ada Pemenggalan Kepala  

image-gnews
Istimewa
Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan tidak ada peristiwa pemenggalan kepala yang terjadi di Desa Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Wakil Ketua Komnas HAM Ridha Saleh menyebutkan, dua warga yang tewas pada peristiwa 21 April 2011 lalu mengalami luka sayat dan diduga juga luka tembak. "Dari informasi masyarakat, tidak ada warga yang mengalami penggal kepala," ujar Ridha di ruang kerjanya, Jumat, 23 Desember 2011.

Peristiwa yang masih menyisakan ketakutan bagi warga Sodong itu, menurut Ridha, berawal dari terbunuhnya dua warga. Mereka adalah Indra, 16 tahun, dan Saetu, yang merupakan paman Indra.

Pada Kamis, 21 April 2011 itu, Saetu dan keponakannya pamit dari rumah untuk pergi membeli racun rumput. Keduanya meninggalkan rumah sekitar pukul 10.00 WIB menggunakan sepeda motor dengan melintasi jalan poros yang ada di lahan sawit milik PT SWA.

Sekitar pukul 13.00, tiba-tiba keluarga dikejutkan dengan kabar--disampaikan oleh satu satu penduduk kampung--yang menyatakan Indra sudah meninggal. Keluarga bersama tokoh masyarakat segera menuju lokasi tempat ditemukannya jenazah Indra. Di lehernya terdapat bekas sayatan pisau. Sedangkan di tubuhnya terdapat tiga lubang, dua di dada, dan satu di pinggang. "Ada yang bilang itu bekas tembakan, tapi ada yang bilang bekas tusukan," ujar Ridha.

Tak jauh dari lokasi tersebut, warga menemukan Saetu dalam kondisi sekarat. Ia mengalami luka tusuk di punggung dengan pisau masih menancap. Adik Saetu sempat menanyakan siapa yang melakukan penyerangan. Saetu menjawab, pelaku penusukan adalah anggota pasukan pengamanan masyarakat, satpam, dan aparat.

Warga membawa Saetu ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Namun, sayang nyawanya tak tertolong. Adapun mayat Indra langsung dibawa pulang oleh warga.

Menurut Ridha, dari temukan Komnas, lokasi pembunuhan Indra dan Saetu bukan berada di lokasi yang menjadi lahan sengketa. Saetu ditemukan di lahan milik PT SWA.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indra dan Saetu sebelumnya tidak pernah terlibat masalah dengan perusahaan. Hingga kini, masyarakat setempat masih bertanya-tanya apa motif di balik pembunuhan Indra dan Saetu.

Sekitar satu jam setelah ditemukannya Indra dan Saetu, warga melakukan demonstrasi ke base camp PT SWA. Saat inilah, kata Ridha, terjadi perusakan terhadap fasilitas perusahaan. Lima orang dari pihak pengamanan perusahaan terbunuh. Informasi ini berdasarkan hasil laporan kepolisian setempat dan pemerintah daerah. "Tapi, masyarakat mengaku sama sekali tidak melakukan perusakan dan hanya melakukan demonstrasi," kata Ridha.

Kepada Ridha, warga mengaku tidak mengenal kelima korban dari Pam Swakarsa, termasuk lima orang pelaku yang menurut polisi sudah diproses terkait terbunuhnya lima Pam Swakarsa tadi.

Menurut Ridha, dari hasil kunjungan Komnas HAM ke Desa Sodong, warga masih tampak gelisah. Alasannya, kepolisian sudah menetapkan adanya delapan orang terkait kerusuhan di base camp PT SWA. Namun, polisi tidak pernah mengumumkan nama-nama itu.

Ridha menginginkan pemerintah dan kepolisian bersikap transparan menjelaskan kepada publik siapa lima anggota Pam Swakarsa yang tewas dan siapa lima orang yang sudah diproses hukum terkait kasus ini. Ini agar masyarakat di Desa Sodong tidak merasa was-was lagi.

IRA GUSLINA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

10 Desember 2023

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023. Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia ke-75 menghadirkan tema dan konsep berbeda di Indonesia, berikut ini tema dan isi deklarasinya.


Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Istri almarhum Munir, Suciwati, memberikan keterangan terkait dengan 14 tahun terbunuhnya Munir di Jakarta, Jumat, 7 September 2018. Suciwati dan sejumlah pegiat HAM mendesak Presiden dan Kapolri segera mengungkap konspirasi pembunuhan tokoh HAM itu. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?


Terjebak Lingkaran Setan Binary Option

2 Februari 2022

Terjebak Lingkaran Setan Binary Option

Para investor atau trader binary option merugi akibat skema perjudian berkedok investasi itu.


Polri Gunakan Pendekatan Lunak Tangani Bentrok Berdarah di Mesuji

24 Juli 2019

Petugas kepolisian bersama warga mengangkat korban tewas akibat bentrok di Register 45 Kabupaten Mesuji, Lampung, 17 Juli 2019. Bentrokan dipicu mengenai lahan garapan di wilayah hutan register 45 Mesuji. Istimewa
Polri Gunakan Pendekatan Lunak Tangani Bentrok Berdarah di Mesuji

Pendekatan lunak dipilih Polri karena konflik di Mesuji memiliki catatan sejarah konflik yang berbeda.


Personel Polisi dan TNI Masih Berjaga di Register 45 Mesuji

23 Juli 2019

Petugas kepolisian berada dekat korban tewas akibat bentrok di Register 45 Kabupaten Mesuji, Lampung, 17 Juli 2019. Selain korban tewas, ada sekitar 10 korban luka bacok akibat senjata tajam dalam bentrokan. Istimewa
Personel Polisi dan TNI Masih Berjaga di Register 45 Mesuji

Personel gabungan dari polisi dan TNI masih berjaga di Register 45 Mesuji.


Polisi Pastikan Penyelidikan Kasus Mesuji Terus Berlangsung

22 Juli 2019

Petugas kepolisian bersama warga memindahkan korban tewas di Register 45 Kabupaten Mesuji, Lampung, 17 Juli 2019. Sebanyak empat orang dikabarkan tewas akibat bentrok dua kelompok yang diduga memperebutkan lahan garapan. Istimewa
Polisi Pastikan Penyelidikan Kasus Mesuji Terus Berlangsung

Polda Lampung dan Sumatera Selatan memastikan penyelidikan kasus bentrok antarwarga di register 45 Mesuji sampai saat ini masih terus berlangsung.


Komnas HAM Temukan Praktik Pasung Disabilitas Mental di Panti

12 Desember 2018

Ilustrasi pasung. Shutterstock
Komnas HAM Temukan Praktik Pasung Disabilitas Mental di Panti

Masih ada panti sosial yang menerapkan praktik pemasungan dan kurungan terhadap penyandang disabilitas mental.


Komnas HAM Minta Polisi Hati-hati Sikapi Kondisi di Mimika, Papua

14 November 2017

Akhirilah Kekerasan Negara di Papua
Komnas HAM Minta Polisi Hati-hati Sikapi Kondisi di Mimika, Papua

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berharap kepolisian bertindak hati-hati menyikapi kondisi yang tengah terjadi di Mimika, Papua.


Anggota Komnas HAM Terpilih Janji Selesaikan Kasus Munir

4 Oktober 2017

Mohammad Choirul Anam. ANTARA FOTO
Anggota Komnas HAM Terpilih Janji Selesaikan Kasus Munir

Anggota Komnas HAM terpilih Muhammad Choirul Anam menyatakan komitmennya membongkar kasus pembunuhan Munir.


Penyerangan LBH Jakarta, 68 Orang Dievakuasi ke Kantor Komnas HAM  

18 September 2017

Massa yang mengepung Gedung LBH Jakarta terlibat bentrok di depan Gedung LBH Jakarta, 18 September 2017. Polisi terpaksa menembakkan gas air mata saat massa mulai ricuh dan memaksa merangsek masuk ke dalam gedung LBH Jakarta. TEMPO/Subekti.
Penyerangan LBH Jakarta, 68 Orang Dievakuasi ke Kantor Komnas HAM  

Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mengatakan kantor LBH Jakarta sudah dikosongkan. Ada tiga atau empat orang yang sakit saat evakuasi.