TEMPO.CO, Bangkok - Kuantitas ekspor beras Thailand diperkirakan akan turun pertengahan 2012 lantaran dampak banjir dan harga yang dipatok kelewat tinggi. Karena itu Vietnam diperkirakan bakal menggeser Negeri Gajah Putih itu sebagai negara pengekspor beras terbesar dunia tahun depan.
Asosiasi Eksportir Beras Thailand mengaku khawatir nilai ekspor mereka perlahan menurun. Korbsook Lamsuri, Ketua Asosiasi Eksportir Beras Thailand, memperkirakan ekspor tahun depan akan jatuh hingga 7,5 juta ton.
Meski awal bulan ini ekspor beras mencapai 10,3 juta ton atau naik 29,94 persen dari tahun sebelumnya, dampak banjir besar dua bulan lalu masih terasa. Sekitar 70 persen produksi pabrik-pabrik pengolahan beras mandek dan perlu waktu tiga bulan untuk pulih.
Di luar urusan produksi, penyebab turunnya ekspor beras Thailand ialah harga yang tidak bersaing. Komitmen pemerintah untuk membeli beras petani dengan harga tinggi menurunkan daya saing komoditas serupa yang ditawarkan Vietnam dan India.
Awal bulan ini 5 persen beras rusak Thailand dibanderol senilai US$ 595 per ton, padahal eksportir India menawarkan jenis yang sama seharga US$ 470 per ton.
Namun beras Vietnam diperkirakan lebih bisa bersaing. Beras Negeri Paman Ho itu memiliki kualitas lebih baik dibanding India dan Pakistan karena mereka menjual beras yang baru dipanen. Dua pekan terakhir Vietnam terus-menerus menandatangani kontrak baru dengan partner asing, di antaranya Indonesia dan Malaysia, untuk ekspor 600 ribu ton beras. Vietnam juga berkomitmen mengekspor 7 juta ton beras setiap tahun.
Harganya pun cukup bersaing. Asosiasi Makanan Vietnam mengatakan harga normal beras kering di Pasar Delta Mekong mencapai 6.150 dong per kilogram atau setara US$ 0,293. Harga ini turun dibanding 1 Desember yang mencapai 6.250 dong atau US$ 0,297.
AYU PRIMA SANDI | VIETNAMNET BRIDGE