TEMPO Interaktif, Jember - Ratusan imigran gelap pekan lalu tenggelam saat kapal yang ditumpangi pecah terempas ombak dalam perjalanan menuju Australia. Bekas kapal kayu yang dijadikan tumpangan imigran asal Timur Tengah itu kini teronggok di tepi pantai. Nah, liburan akhir tahun ini kapal tersebut dijadikan warga Jember sebagai bahan tontonan.
Kunjungan wisatawan lokal, hari demi hari kian ramai, terutama setelah aparat kepolisian Resort Jember mencopot dan menyita dua unit mesin kapal untuk dijadikan barang bukti. "Hari ini juga akan kami bawa ke Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur untuk diselidiki," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jember, Ajun Komisaris Alit Alarino, Selasa 27 Desember 2011.
Polisi, kata Alit, tidak melarang kapal pengangkut ratusan imigran gelap itu ditonton warga. Bangkai kapal akan dibiarkan di tempat itu. "Yang penting tidak dirusak atau dijahili," kata dia.
Banyaknya pengunjung membuat warga sekitar pantai berinisiatif membuat areal parkir kendaraan. Halili, seorang petugas parkir, mengakui sejak ditemukan dan dievakuasi ke pantai pada Rabu, 21 Desember 2011 lalu, pengunjung dan penonton bangkai kapal itu terus meningkat. "Biasanya per hari 20 sampai 100 orang. Tapi sudah tiga hari ini jadi 300-an orang per hari," katanya.
Dalam pekan ini, kata dia, banyak pengunjung luar kota seperti Probolinggo, Surabaya, Luamajang, dan Banyuwangi. Para pengunjung mengaku penasaran karena hanya melihat tayangan bangkai kapal itu dari siaran televisi dalam dua pekan terakhir. "Sekalian, kebetulan kami berlibur ke Pantai Watu Ulo, mampir ke sini," kata Suprawito, warga Probolinggo.
MAHBUB DJUNAIDY