TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan memang sosok yang nyentrik. Kalau tempo hari ia mengagetkan warga Bogor karena naik ojek untuk rapat kabinet di Istana Bogor, kali ini giliran wartawan yang “dikerjai”. Ia punya trik sendiri untuk kabur dari konferensi pers.
Selasa siang, 27 Desember 2011 lalu, puluhan wartawan berkumpul di kantor Kementerian BUMN untuk menanti menteri yang senang bersepatu kets ini. Maklum saja saat itu ada paparan PT PLN (persero).
Sesampainya di lobi kantor, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 13, Dahlan tersenyum melihat puluhan pemburu berita. “Ayo, kita ngobrol di ruang wartawan saja,” kata dia yang juga pernah berkarier sebagai jurnalis Majalah Tempo pada dekade 70-an ini.
Di ruang seluas 200 meter persegi itu, Dahlan membagi sedikit informasi mengenai hasil rapat kementerian. Wartawan pun sibuk mencatat dan bertanya macam-macam.
Lantas sembari bercanda, CEO Grup Jawa Pos ini mengaku bosan dikejar-kejar para juru warta. Ia pun mengaku senang lantaran akan pergi ke Cilacap bersama rombongan presiden. “Kalau ke luar kota begini saya pasti mau. Lumayan kan, paling tidak enggak perlu ketemu kalian dulu,” katanya. Para jurnalis pun mesem-mesem.
Beberapa menit kemudian Dahlan tiba-tiba mengambil alat rekam digital seorang pewarta. Ia pun berkomentar “Sekarang alat rekaman cuma segede gini? Sudah enggak pakai pita ya?” katanya sambil duduk bersila di atas meja.
“Enggak, dong, Pak. Sekarang kan sudah canggih,” ujar si pemilik gadget itu.
“Enggak pakai kaset juga ya?” Dahlan kembali bertanya sambil membolak-balik alat perekam itu.
Ndilalah, Pak Menteri tiba-tiba mendekatkan alat perekam itu ke mulutnya. “Halo? Halooo??” begitu ia bicara laiknya orang menelepon. Kontan para jurnalis pun tertawa melihat tingkahnya. Mereka tak menyangka Pak Menteri ini gaptek alias gagap teknologi.
Belum habis tertawa, tiba-tiba Dahlan meloncat dari meja dan langsung melesat ke luar ruangan. Para wartawan tak sempat mengejar karena ia keburu masuk lift. Oalaa.., rupanya ulah iseng dan gapteknya itu demi mengakali kepungan para pewarta.
ANGGRITA DESYANI