TEMPO.CO, Depok - Polisi telah menuntaskan pemeriksaan M Saat Dalimunte, 19 tahun, satu dari sejumlah tersangka kasus perampokan dan pemerkosaan Rs, 35 tahun, di angkot M26. Dalam pemeriksaan Dalimunte membeberkan beberapa aksinya dengan Yohanes Brian Richo, 18 tahun, penguasa sekaligus otak dari semua aksi yang mereka lakukan sebelumnya.
"Dalimunte bergabung dengan Yohanes mulai November 2011. Bersamanya ia sudah melakukan empat kali aksi berdarah. Semua korban dibacok oleh Yohanes," kata Kapolres Kota Depok, Komisaris Besar Mulyadi Kaharni, kepada Tempo di Polresta Depok, Jumat 30 Desember 2011.
Menurut Dalimunte, kata Mulyadi, saat aksinya Yohanes tidak berbelas kasih. Ketika mendekati korbannya ia langsung membacok pakai golok atau samurai. Tidak jarang teman-temannya juga dimarahin dan dibentak olehnya. "Di Jakarta Selatan ia langsung membacok orang yang sedang ngumpul di jalan, orang-orang lari melihatnya, tapi saat itu korbannya masih hidup," katanya.
Dua hari setelah memperkosa Rs, mereka beraksi di Bekasi, Jumat, 16 Desember 2011. Korban dibacok punggungnya dari belakang. Tiba-tiba mereka menyalip sebuah motor, ketika motor hendak berhenti, Yohanes yang berdiri di pintu langsung melayangkan goloknya ke korban. "Sasarannya leher, untung kena punggungnya. Di Bekasi saja mereka sudah tiga kali beraksi," kata Mulyadi.
Dalam aksi itu mereka berhasil mendapatkan satu unit sepeda motor jenis Mio dan mereka menjualnya Rp 1,5 juta. "Dari uang itulah yang dipakai Dalimunte ke Medan," katanya.
Mereka juga pernah menodong di Jakarta Timur. Kali itu korbannya meninggal dunia di tempat. Korban ditusuk pahanya, tapi masih melawan. Komplotan beringas ini langsung menancapkan lagi golok itu ke dada kanan korban. "Dia sadis banget, Pak," kata Dalimunte yang ditiru Mulyadi.
Mulyadi enggan menjelaskan secara detail kejahatan mereka sebelumnya karena itu tidak terjadi di Depok. Polisi, kata Muliyad,i hanya mengurus kejadian di Depok tentang perampokan dan pemerkosaan terhadap Rs. Sedangkan kejahatan mereka yang lain akan diserahkan ke Polda Metro Jaya. "Kami hanya menangani masalah Rs. Jadi besok akan kami rekonstruksi," katanya.
Mulyadi mengatakan kemungkinan Yohanes memiliki kelainan. Sebagai kepedulian pihaknya akan melakukan tes kejiwaan terhadap Yohanes. "Ini karena kepedulian, Dia belum masuk 18 tahun, tapi kok sesadis ini," katanya.
Yohanes pernah sekolah sampai sekolah menengah pertama (SMP) di Jakarta, tapi dia tidak sampai tamat. "Masalah keluarga dan siapa sebenarnya Yohanes masih kami dalami," kata Mulyadi.
ILHAM