TEMPO.CO, Jakarta - Jangan pernah remehkan media sosial. Jejaring yang satu ini bisa membuat gerakan masif di dunia maya menjadi kenyataan. Lihat saja bagaimana Presiden Mesir Hosni Mubarak ditumbangkan gara-gara gelombang perlawanan yang dibangun dari Facebook dan Twitter.
Di Indonesia, reaksi media sosial juga tak kalah seru. Bagaimana jutaan orang mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus Cicak versus Buaya dan Prita Mulyasari.
Baca Juga:
Tiap satu menit, lebih dari 695 ribu update status, 79 ribu wall post, dan 510 ribu komentar muncul di Facebook. Twitter tak kalah sibuk. Tercatat ada lebih dari 98 ribu kicauan dan 320 akun baru dalam tempo 60 detik. "Si burung biru" ini menjadi media sosial tersibuk sejagat.
Sedangkan Facebook mendapat tempat teratas sebagai jejaring sosial dengan komentar paling buruk. Pamor ini tampaknya akan diperparah dengan hadirnya fitur "sponsored stories" yang akan nongol di news feed mulai 2012.
Ketika "pesan sponsor" itu tampil di layar dan Anda mengklik "like", maka foto profil Anda akan tampil di halaman utama news feed dan tersebar ke seluruh teman di Facebook. Di Amerika Serikat, sejumlah anggota Facebook mengajukan gugatan mengenai fitur "like" yang diartikan seperti mengizinkan sponsor menggunakan data pribadi mereka. Ada pula yang mengambil langkah ekstrem dengan langsung menutup akun mereka.
Di Indonesia, Facebook masih menjadi primadona. Pengamat media sosial sekaligus blogger, Enda Nasution, mengatakan popularitas situs buatan Mark Zuckerberg itu masih teratas, diikuti Twitter, Kaskus, dan Foursquare.
Sebaliknya, di luar negeri, Google+ memasuki masa kemilau. Analis traffic, Paul Allen, menyatakan kini jejaring sosial buatan Google itu memiliki 62 juta pengguna dengan 625 ribu anggota baru setiap hari.
Tapi, di Indonesia, Google+ tidak populer karena belum dikenal masyarakat. "Jumlah anggotanya diperkirakan kurang dari satu juta orang," ujar Enda.
Menjamurnya penggunaan media sosial juga berimbas ke dunia blog. Menurut Enda, sebelumnya blog dipakai untuk ajang "gaul". Namun, setelah muncul Facebook dan Twitter, fungsi ini digantikan oleh kedua jejaring sosial tersebut. "Sementara blog menjadi sarana berbagi informasi," katanya.
Enda melihat jejaring sosial berpeluang tumbuh positif, tapi tidak demikian dengan blog. Saat ini jumlah blogger di Indonesia mencapai 5,3 juta.
Untuk sesuatu yang sudah muncul sejak lebih dari 10 tahun lalu, ini adalah jumlah yang kecil bila dibandingkan dengan Facebook, yang memiliki 43 juta anggota di Indonesia.
Bicara soal jejaring sosial, belum lama ini Microsoft juga merilis So.cl. Ini adalah media sosial khusus pelajar dan mahasiswa. Perusahaan raksasa software ini membuat So.cl sebagai eksperimen penelitian bagi mahasiswa yang menggabungkan mesin pencari dan jejaring sosial untuk tujuan studi.
Sayangnya, saat ini So.cl hanya tersedia untuk mahasiswa di sekolah informasi dan desain di University of Washington, Syracuse University, dan New York University.
RINI KUSTIANI | IQBAL MUHTAROM | RATNANING ASIH