TEMPO.CO, Atlanta - Mantan juara dunia tinju kelas berat, Evander Holyfield, pede mampu mengalahkan penguasa ring tinju kelas berat, Wladimir dan Vitali Klitschko. "Tidak masalah siapa yang bakal saya hadapi," ujar bintang 49 tahun ini kepada Boxing Scene, hari ini.
Holyfield menganggap Klitschko Bersaudara sebagai petarung hebat. Namun, The Real Deal, julukannya, merasa memiliki kelebihan berupa pengalaman. Dia mengarungi 57 pertandingan dengan 44 kemenangan, sepuluh kalah, dan dua seri. Plus karier gemilang dengan menyabet emas di Olimpiade California 1984. "Kamu tidak bisa jadi petinju hebat dengan sekadar punya pukulan keras," katanya.
Usia, Holyfield melanjutkan, tidak mengendurkan kemampuan petinju. "Selama terus berlatih di gym dan menjaga kebugaran," katanya. Dia mengatakan seseorang pernah menudingnya kelewat tua sewaktu bertarung di usia 30. Sekarang orang itu tidak pernah menganggap 30 sebagai usia sepuh. Menurutnya, pertarungan sebenarnya berada di batin petinju. "Lihat apa yang bisa kita lakukan, itu cara memenangkan pertarungan," katanya.
Kemantapan pikiran didukung oleh kemajuan teknologi bisa membantu petinju memperpanjang masa tarungnya. Pertandingan terakhir Holyfield berlangsung pada Mei lalu di Kopenhagen, Denmark, dengan menghentikan perlawanan petinju tuan rumah, Brian Nielsen, di ronde 10.
Petinju asal Atlanta, Amerika Serikat, ini mencontoh Bernard Hopkins yang berhasil meraih juara dunia kelas berat ringan pada usia 46. Dia yakin bisa melebihi rekor itu. Petinju Tanah Air Muhammad Rachman juga menjuarai kelas terbang mini di usia 39. Ketiga petinju gaek ini memiliki persamaan: belum berpikir pensiun.
Cita-cita The Real Deal tidak mudah. Vitali, 40 tahun, dan Wladimir, 35 tahun, tidak terkalahkan tujuh tahun terakhir. Vitali memegang sabuk versi WBC, sedangkan adiknya merajalela di WBO, IBF, IBO, dan The Ring. Atas permintaan ibunda, abang-adik ini pantang bertarung satu sama lain. Vitali dijadwalkan bertemu petinju Inggris Dereck Chisora, Februari mendatang, sedangkan Wladimir naik ring satu bulan kemudian menghadapi Jean-Marc Mormeck dari Prancis.
BOXING SCENE | REZA MAULANA