TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 500 orang pengikut ajaran Syiah di Sampang, Madura, sampai sekarang masih mengungsi. Menurut Ketua Dewan Syuro Ahlul Baid Indonesia, Umar Shahab, sekitar 300 orang kini mengungsi di Gedung Olah Raga (GOR) Sampang dan 200 orang lainnya menyebar ke beberapa tempat. Kebanyakan pengungsi perempuan dan anak-anak mengungsi di GOR. Kebutuhan makanan dipenuhi oleh Pemda dan Pemkot. "Tapi baju mereka tidak punya, hanya yang melekat di badan," kata Umar usai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siraj, Selasa, 3 Januari 2012.
Umar berpendapat kondisi Sampang masih rawan. Polisi belum mengkategorikannya dalam kondisi kondusif. "Terutama di desa-desa, penganut Syiah masih mendapat ancaman dari masyarakat yang mengatasnamakan Sunni," kata Umar.
Penyerangan ke pesantren Syiah di Sampang pada 1 Januari 2012, kata Umar, sebetulnya berawal dari konflik keluarga. Antara Ali Murtadha alias Tajul Muluk, pemimpin kelompok Syiah Sampang, Madura, Jawa Timur, dengan adik kandungnya, Roisul Hukama, yang menganut Sunni. "Awalnya konflik keluarga, tapi ada yang memprovokatori sehingga memperuncing pertikaian Sunni-Syiah di sana," ujar Umar.
Masyarakat penganut Sunni di Sampang, lanjutnya, sebetulnya juga tidak mengetahui secara pasti pangkal permasalahan yang ada. Tapi dia menduga ada jawara-jawara yang memboncengi warga tersebut dengan motif politik ataupun ekonomi, namun mengatasnamakan konflik Sunni-Syiah. Akibatnya, masyarakat tersulut emosinya untuk menyerang Syiah. "Padahal, dalam pertemuan ulama sedunia di Doha, sudah ditegaskan bila tidak ada masalah antara Sunni dan Syiah," ujar Umar menjelaskan.
Dalam pertemuan itu, Said Aqil pun mengecam tindakan penyerangan dan pembakaran. Menurutnya, tidak sepantasnya kekerasan dilakukan atas nama agama. Kalaupun ada masalah, kata Said, sebaiknya diselesaikan dengan musyawarah. Ia berpendapat Syiah dan Sunni sama-sama memiliki mazhab. "Tidak boleh menjadi masalah apalagi menyerang seperti ini," kata Said.
PBNU mengecam serangan yang terjadi di Sampang itu. Said sedang menunggu kondisi Sampang tenang. "Setelah kondusif, akan dilakukan pertemuan jangka panjang untuk membahas permasalahan ini," ujarnya.
CORNILA DESYANA