TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah harus segera memperbanyak jenis produk unggulan guna menghadapi ancaman pelemahan daya beli global. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional mengungkapkan, jika tingkat konsumsi Amerika Serikat dan Uni Eropa turun 25 persen hingga menjalar ke negara lainnya, ekspor Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 10,2 persen atau lebih rendah dibandingkan tahun lalu 15,4 persen.
“Produk-produk bernilai tambah dan berdaya saing harus ditingkatkan,” kata Deputi Perekonomian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Presetijono Widjojo di kantornya, Selasa, 3 Januari 2012.
Dalam simulasinya, Bappenas memperkirakan penurunan daya beli juga akan dialami negara-negara Asia, termasuk Cina dan Jepang. Imbasnya bisa mencapai ke kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura. Padahal ekspor nonmigas Indonesia ke Cina saat ini mencapai 13,1 persen, Jepang 11,27 persen, dan Malaysia 5,6 persen.
Menurut Presetijono, sektor yang paling terpukul jika konsumsi Uni Eropa dan Amerika anjlok adalah produk kulit, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta perikanan. Sebab sebagian besar produk TPT tergantung pasar Amerika. Adapun ekspor kulit dan barang kulit mengandalkan pasar Eropa.
Kemungkinan terburuknya, ekspor produk kulit akan merosot hingga 19,17 persen, produk kayu 4,66 persen, kertas 1,79 persen, kimia dan plastik 5,49 persen. Sedangkan produk yang tetap tumbuh adalah mineral sebesar 1,5 persen, mesin dan kendaraan 0,86 persen, dan elektronik sebesar 1,81 persen. “Agar kompetitif, kepercayaan pasar juga harus dijaga,” ujarnya. “Investasi juga harus meningkat.”
Sebelumnya, dalam paparan bulanannya, Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor Indonesia pada November lalu mencapai US$ 16,92 miliar atau turun 0,20 persen dibandingkan Oktober. Total ekspor nasional pada periode Januari sampai November 2011 mencapai US$ 186,11 miliar.
Pemerintah menargetkan kinerja ekspor akhir tahun lalu mencapai US$ 200 miliar atau diprediksi tumbuh 15,4 persen dibandingkan 2010. Adapun tahun ini, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana mengatakan ekspor nasional ditargetkan mencapai US$ 230 miliar. “Kami optimistis, target itu telah menghitung dampak krisis," kata Armida.
ALWAN RIDHA RAMDANI