TEMPO.CO,TIMIKA—Kerusuhan terjadi antara dua kubu pendukung calon bupati Kabupaten Puncak, Papua. Enam orang tewas akibat luka tembak antara pendukung kandidat Elvis Tabuni dan Simon Alom di wilayah perbatasan Distrik Gome dengan Distrik Ilaga. “Situasi masih mencekam,” kata Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Puncak, Yunus Kelabetme, Rabu 4 Januari 2012.
Yunus mengatakan salah satu korban tewas adalah Kepala Puskesmas, Karel Mayau. Jenasah Karel ditemukan warga tergeletak bersimbah darah di jalan. “Mayat korban di bawa warga dan sore tadi sudah dibakar,” katanya. Dia menjelaskan dalam perang di Papua ada tradisi bahwa jenasah harus dibakar.
Korban tewas lainnya hingga Rabu malam belum diketahui identitasnya. Menurut Yunus, jumlah korban tewas bisa bertambah karena masih dalam pencarian. Selain itu hubungan komunikasi ke wilayah Kabupaten PuncaK terhambat minimnya infrastruktur telekomunikasi.
Salah satu korba terluka yang dikenali identitasnya adalah Kepala Distrik Pogoma, Tiperius Murib yang kini dalam keadaan kritis.
Konflik ini, kata Yunus menggunakan senjata api yang diperkirakan berjumlah lebih dari 15 unit. “Ada satu kelompok yang dilengkapi senjata api paling sedikit 15 orang lebih,” katanya. Dia tak tahu pihak yang memfasilitasi pengiriman senjata api. “Entah melalui pesawat apa,” kata Yunus.
Konflik antar kubu pendukung bupati ini terjadi sejak tahun lalu. Pada pertengahan tahun lalu, belasan warga tewas akibat konflik kedua kubu. “Keduanya sering saling perang.” Pada 3 Desember 2011 sebanyak tiga tewas akibat tertembak senjata api. “Itu semua pakai senjata bukan pakai panah,” kata Yunus.
Hingga rabu petang belum diperoleh keterangan kepolisian mengenai situasi Kabupaten Puncak. Jurubicara Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Wachyono, melalui pesan pendeknya mengatakan polisi masih melakukan penyelidikan dan belum mendapat laporan lengkap dari Kabupaten Puncak. “Masih dalam lidik, laporan belum masuk,” kata Wachyono.
TJAHJONO EP