TEMPO.CO, Wichita- Raksasa industri penerbangan dunia, Boeing Co, akan menutup pabrik bersejarah mereka di Wichita Kansas Amerika Serikat tahun ini. Penutupan sentra industri pesawat militer dan pemecatan 2.160 karyawan itu dilakukan demi memangkas biaya seiring diturunkannya anggaran belanja pertahanan oleh pemerintah Amerika.
Setelah penutupan pabrik dan rasionalisasi sebagian karyawan dilakukan, Boeing akan memindahkan pekerja yang tersisa ke bengkel yang terletak di 3 negara bagian lainnya. Selama ini instalasi produksi Boeing di Wichita merupakan basis pembuatan perangkat transportasi udara global, sistem keamanan serta mendukung pasokan pesawat untuk Angkatan Udara Amerika. Di pabrik seluas 2 juta kaki persegi ini dirakit pesawat jet pengebom strategis B-52 serta tanker udara B-767.
Associated Press mengabarkan, pemecatan karyawan akan dimulai pada kuartal II tahun ini. Kegiatan produksi pesawat tanker dan modifikasi pesawat lain akan dipindahkan ke Oklahoma City. Sedangkan kegiatan pemeliharaan pesawat, fasilitas pendukung dan sarana rancangan pesawat masa depan dialihkan ke San Antonio.
Wakil Presiden Boeing, Mark Bass mengatakan, dalam 18 bulan terakhir pasar industri pertahanan telah berubah secara dramatis. Fasilitas produksi di Wichita tidak kompetitif karena biaya operasi dan ongkos tenaga kerja yang tinggi. Tapi ia menolak mengatakan berapa besar penghematan yang ditargetkan oleh perusahaan.
Yang jelas, order untuk pabrik Wichita masih bejibun. Maklum saja, pada 2011 Boeing memenangkan kontrak senilai US$ 35 miliar untuk membangun 179 unit pesawat tanker udara. Order ini diharapkan bisa menambal kehidupan 7.500 karyawan dan mendatangkan keuntungan hingga US$ 390 juta. Tapi manajemen Boeing mengatakan order pesawat tanker ini masih akan berlangsung seperti yang direncanakan sebelumnya.
Akhir tahun lalu, Presiden Barack Obama dan anggota Kongres menyepakati pemangkasan anggaran pertahanan karena Amerika menderita defisit anggaran yang tinggi. Dalam 10 tahun kedepan, pemangkasan anggaran industri pertahanan mencapai US$ 1 triliun. Dampaknya, order untuk produsen senjata, salah satunya Boeing, dikurangi.
Ironisnya, di pabrik Boeing Wichita, nenek Obama, Madelyn Dunham, bekerja sebagai perakit pesawat tempur pada era perang dunia kedua. Saat itu bersama 40 ribu karyawan lain, sebagian besar wanita, Madelyn merakit pesawat pembom B-29.
FERY FIRMANSYAH