TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat industri otomotif Suhari Sargo mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam proyek mobil nasional. Soalnya, sejumlah proyek mobil dalam negeri yang pernah digarap mandek di tengah jalan. Bahkan, dibanding Malaysia, proyek mobil nasional di Indonesia jauh tertinggal. "Kenapa? Inilah yang harus ditanyakan apa alasannya proyek itu tak kunjung terealisasi," ujarnya saat dihubungi, Kamis, 5 Januari 2012.
Sejumlah proyek mobil dalam negeri pernah digarap, misalnya Arina, Timor, dan Bimantara. Tapi proyek itu mandek. Belakangan, mobil Esemka naik daun setelah Wali Kota Surakarta Joko Widodo menjadikannya sebagai kendaraan dinas. Aksi ini diikuti sejumlah tokoh, meski masih menjadi kontroversi terkait dengan izin, jaminan keamanan, dan keselamatannya.
Suhari mengatakan, untuk memajukan Esemka menjadi mobil nasional perlu proses panjang dan investasi besar. Proyek itu juga butuh dukungan pemerintah.
Indonesia memulai proyek mobil nasional sejak 1985, berselang dua tahun dari proyek serupa di Malaysia. Kala itu diluncurkan mobil Timor sebagai mobil nasional. Belakangan proyek mobil nasional itu mati karena berbagai sebab, mulai tak adanya dukungan dari pemerintah sampai pasar yang tak menyambut.
Suhari mengatakan, Malaysia mengambil langkah berbeda dengan memproduksi Proton. Pemerintah di sana serius, bahkan berani berinvestasi besar untuk mewujudkan proyek itu. Karena itu, "Kini tinggal pemerintah, mau atau tidak."
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi menegaskan, untuk urusan mobil nasional, pemerintah justru serius. Buktinya, kata dia, pihaknya memberi dana penelitian dan pengembangan bagi perusahaan yang berinovasi dalam proyek mobil nasional. Dia mencontohkan PT Wahana Cipta Karya Mandiri yang memproduksi mobil Arina dan PT INKA yang memproduksi mobil GEA. "Penelitian dan pengembangan itu juga melibatkan uji coba kualitas mobil," ujarnya.
Kini tinggal perusahaan itu yang mengembangkan produksi. Ihwal kondisi keuangan perusahaan dalam memproduksi dan strategi pemasarannya, kata Budi, "Pemerintah tidak ikutan lagi."
Kehadiran mobil Esemka membangkitkan kembali semangat menghidupkan proyek mobil nasional. Bahkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh ingin menghadiahkannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Tapi, juru bicara kepresidenan, Julian Aldrian Pasha, mengatakan Presiden belum bisa berkomentar. "Tapi Presiden mengapresiasi kreativitas dari siswa SMK 2 Surakarta itu," ujarnya di Istana Negara kemarin.
MARTHA THERTINA | RINA WIDIASTUTI | GADI MAKITAN | MUNAWWAROH | SUKMA
Berita terkait:
Heboh Mobil Esemka Jokowi
Kenalkan Buggy Car, Mobil Esemka dari Bandung
Pejabat Pakai Esemka, Negara Hemat Ratusan Miliar
Ini Spek Mobil Esemka Jokowi
Esemka Jokowi dan Mimpi Sukiyat Jadi Henry Ford
Kiat Esemka Urus Uji Emisi
Menteri Nuh Siapkan Esemka untuk SBY-Boediono