TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetyanto menilai peluang sukses industri mobil Esemka lebih besar dibanding industri pesawat IPTN (Industri Pesawat Terbang Nasional) di era Habibie. "Mencari konsumen mobil lebih mudah daripada konsumen pesawat," ujarnya melalui pesan pendek, Kamis malam, 5 Januari 2012.
Tony mengungkapkan dalam kasus pesawat terbang IPTN bisa membuat, tapi kesulitan menjualnya. "Pasar susah diyakinkan untuk membeli pesawat buatan Indonesia, meski sudah kerja sama dengan Casa Spanyol," ujarnya. Mobil Esemka dipandang Tony berpotensi punya masa depan yang lebih baik karena pasar mobil Indonesia semakin luas.
Menurut Tony, tantangan terbesar bagi pengembangan Esemka adalah dalam konsistensi. Bagaimana memproduksi mobil dalam jumlah ribuan per tahun dan bertahan selama setidaknya belasan tahun. "Jalan masih panjang bagi mobil Esemka, tapi bukan tak mungkin," ujarnya.
Menanggapi proyek mobil nasional terdahulu yang tak bernasib panjang, Tony menjelaskan ada dua persoalan besar ketika itu. Pertama, pasar Indonesia waktu itu belum sebesar sekarang. Kedua, ketika itu teknologi tidak mudah ditransfer. "Tidak seperti sekarang. Relatif lebih mudah mengadopsi teknologi," ujarnya. "Lihat mobil nasional zaman dulu modelnya jelek. Sekarang mobil Esemka enak dilihat."
MARTHA THERTINA
Berita terkait:
Heboh Mobil Esemka Jokowi
Sultan 'Tertantang' Bikin Esemka Jokowi di Yogya
Bambang Soesatyo: Mobil Esemka Tak Akan Jatuhkan Pamor Bentley
Ini Modifikasi Esemka ala Bambang Soesatyo
Asyiknya Menunggang Esemka, Test Drive Tempo
Ini Spek Mobil Esemka Jokowi
Ada Mesin Boedoet di Mobil Esemka