TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo berjanji akan memberi insentif fiskal bagi mobil Kiat Esemka--mobil rakitan siswa Sekolah Menengah Kejuruan 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta.
"Dari sisi fiskal, akan kami cari dan pelajari bentuk-bentuk inisiatif seperti apa yang bisa kami dukung," katanya di kantor Kementerian Keuangan kemarin. Namun perumusan insentif fiskal menunggu informasi lengkap mengenai sumber daya, teknologi, dan hak cipta Esemka dari Kementerian Perindustrian.
"Harus benar-benar kami pelajari apakah memang kontribusi dari lokal itu mayoritas," ujar Agus.
Deputi Kementerian Koordinator Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi menimpali ada tiga insentif fiskal yang bisa diberikan pemerintah untuk mendukung produksi Esemka. Pertama, insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM), pembebasan bea masuk untuk komponen impor, dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor. "Pembebasan bea masuk gampang. Yang perlu mereka pikirkan adalah PPnBM yang terlalu tinggi," katanya.
Menurut Edy, insentif PPnBM bukan dengan menghapuskan pajaknya, tapi dengan membatasi kapasitas mesin mobil yang dikenai pajak. Misalnya kapasitas yang kena pajak 1.000 cc ke atas, maka bisa diproduksi 990 cc.
Selain insentif untuk produksinya, pemerintah bisa mendukung dalam bentuk pembelian mobil nasional. Pemerintah perlu pula memberikan bimbingan mengenai standardisasi produksi mobil.
Kepada Tempo, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi menegaskan soal keseriusan pemerintah dalam menciptakan mobil nasional. Salah satu buktinya, pemerintah selalu memberikan dana penelitian dan pengembangan bagi perusahaan yang berinovasi dalam proyek mobil nasional.
"Contohnya, PT Wahana Cipta Karya Mandiri yang memproduksi mobil Arina dan PT INKA yang memproduksi GEA," ujarnya. Budi juga menjamin kesiapan industri komponen lokal untuk mendukung perkembangan otomotif nasional. Saat ini, kata dia, terdapat 800 industri komponen otomotif.
Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Sudirman M. Rusdi mengatakan mobil Esemka berpeluang tumbuh menjadi mobil nasional. "Saat ini pasar tumbuh dengan baik, jadi Esemka bisa berkembang," katanya.
Rizwan Alamsjah, Direktur Pemasaran PT Kramayudha Tiga Berlian Motors, agen tunggal pemegang merek (ATPM) Mitsubishi di Indonesia, punya pandangan lain. Dia menyatakan banyak hal yang perlu dikaji agar Esemka dapat bersaing di pasar otomotif, yakni penelitian dan pengembangan yang kuat, serta proses produksi dengan siklus yang cepat dan ekonomis. Rizwan juga masih mempertanyakan keberlangsungan proses produksi komponen.
Beberapa hal itu perlu dikaji secara matang. Sebab, bila meleset sedikit saja, mobil yang bersangkutan akan menjadi produk gagal. Begitu pula bagi produsen atau mitranya, akan merusak kemampuan keuangan ataupun citra merek.
"Karena itu, masih sulit bagi kalangan ATPM, khususnya Mitsubishi, untuk menjadi mitra bagi Esemka," ucap Rizwan.
AKBAR TRI KURNIAWAN | SATWIKA MOVEMENTI | ARIF ARIANTO | EFRI
Berita Terpopuler Lainnya
Perakit Esemka Harus Diberi Beasiswa
Bumper Murah ala Esemka Tegal untuk Mobil Jepang
Esemka Populer, Pejabat Numpang Tenar
Menteri Gita: Saya Makan Singkong!
Ada Mesin Boedoet di Mobil Esemka