TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Bidang Kepariwisataan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Dariharto, mengatakan wisatawan asal Cina diupayakan bisa melancong ke Banyuwangi. “Tahun 2011, sebanyak 108 ribu wisatawan asal Cina berkunjung ke Bali. Kalau bisa gaet 10 persen saja, sudah lumayan," ujarnya kepada Tempo, Selasa, 10 Januari 2012.
Banyuwangi dan Bali hanya dipisahkan oleh Selat Bali. Namun, melalui perjalanan darat, dalam waktu empat jam sudah bisa mencapai Banyuwangi. Itu sebabnya sudah dilakukan kerja sama dengan biro perjalanan yang kerap membawa wisatawan Cina ke Bali dan obyek wisata di Banyuwangi menjadi satu paket dengan wisata Bali.
Berdasarkan survei Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, wisatawan Cina umumnya menyukai wisata pantai, doyan belanja, dan gemar minum kopi. Maka Banyuwangi menyiapkan paket wisata, seperti wisata Mangrove Bedul dan Margo Utomo. "Ekonomi Cina saat ini sedang tumbuh pesat. Kita harus bisa menangkap peluang tersebut," ucap Dariharto.
Pada 2011, jumlah wisatawan asing yang pelesir ke Banyuwangi meningkat dari 34 ribu orang menjadi 41 ribu orang dibanding 2010. Dari jumlah tersebut, mayoritas berasal dari Eropa. Adapun wisatawan asal Cina yang ke Banyuwangi masih di bawah satu persen. Mereka kebanyakan mengunjungi wisata Gunung Ijen, Pantai Plengkung, dan Sukamade.
Wisata Mangrove Bedul berada di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, berjarak 50 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi. Wisata mangrove tersebut termasuk dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo.
Ada 27 jenis mangrove yang tumbuh di lahan seluas 2.300 hektare dan merupakan terlengkap di Indonesia. Kerapatannya antara 300 hingga 500 meter.
Kepala Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Suyatno, mengatakan fasilitas wisata Mangrove Bedul tahun ini mulai dilengkapi, di antaranya pengadaan enam unit kano dan pembangunan rumah suvenir. "Hasil kerajinan khas Banyuwangi akan dijual di rumah suvenir tersebut," tuturnya.
IKA NINGTYAS