TEMPO.CO, Jakarta -Mantan Menteri Perindustrian dan Menteri Riset dan Teknologi Rahardi Ramelan mengapreasiasi mobil Esemka karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Solo dan kota lainnya.
“Masyarakat dan pemerintah harus mengakui bahwa mobil Esemka Rajawali sebagai mobnas dan pemerintah harus membantu penuh dari segi produksi dan engineering,” kata bekas Ketua Tim Interdrive Kebijakan Industri Otomotif Nasional era 1978-1979 ini seusai mengunjungi pabrik PT Industri Kereta Api Madiun, Jawa Timur, Selasa 10 Januari 2012.
Menurut dia, pemerintah harus berperan aktif membantu pengembangan mobil-mobil tersebut. “Yang kita inginkan dari dulu adalah membuat mobil nasional. Bahwa sebagian komponenya masih impor boleh-boleh saja,” kata dia.
Pemerintah pusat dan daerah dinilai harus membantu mengembangkan mobil yang bisa menjadi prospek mobil nasional. “Gampang, pemerintah harus beli dulu,’ dia menegaskan.
Mantan Menteri Perindustrian dan Menteri Riset dan Teknologi Rahardi Ramelan menilai semua mobil buatan anak bangsa bisa disebut mobil nasional meski produksinya masih terbatas dan kualitasnya tak sebagus produks asing.
“Semua mobil buatan Indonesia ya mobil nasional. Tapi harus dipisahkan antara mobil mobnas dengan mobil yang dibuat di Indonesia,” katanya.
Mobil Nasional yang dimaksud bukan mobil buatan atau rakitan dalam negeri di bawah perusahaan otomotif asing meski menggunakan tenaga kerja dalam negeri. Mobil yang dimaksud dicontohkannya sebagai mobil karya anak-anak sekolah menengah kejuruan salah satunya yang dibuat di Solo.
ISHOMUDDIN