TEMPO.CO, MADIUN - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan sumber daya siswa SMK yang terampil membuat mobil Esemka bisa jadi peluang untuk dikembangkan dalam dunia industri otomotif oleh pemerintah maupun swasta.
“Setelah mereka lulus dan pintar, kita tangkap sebagai peluang untuk dikembangkan baik oleh BUMN atau swasta,” katanya saat mengunjungi pabrik PT Industri Kereta Api (Inka) di Kota Madiun, Jawa Timur, Jum’at petang, 13 Januari 2012.
.
Meski begitu, ia menyarankan agar keterampilan siswa SMK membuat mobil Esemka cukup jadi ajang pembelajaran. “Mobil Esemka kita lihat sebagai proses belajar, bukan proses produksi. Sebaiknya kita lihat proporsional,” tegasnya. Proyek pembuatan mobil Esemka tersebut dipandang sebagai sarana untuk belajar di bidang keteknikan khususnya otomotif.
Bahkan menurut Dahlan, mobil yang sudah pernah dibuat para siswa tetap jadi keterampilan yang diturunkan pada generasi siswa selanjutnya. “Mobil itu setelah jadi sebaiknya dipreteli lagi. Nanti adik kelasnya marakit lagi, begitu seterusnya,” tandasnya.
Dahlan mengapresiasi program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terutama di bidang keterampilamn siswa SMK. “Mendikbud memang ada program memberikan suku cadang lengkap pada 23 SMK di Indonesisa. Tiga SMK swasta dan 20 SMK Negeri,” jelasnya.
Lalu kementerian mengumpulkan ke-23 SMK dan menunjuk satu importir yang ditunjuk memasok suku cadang. “Dari situlah mereka merakit,” katanya. Dahlan meminta agar masyarakat tidak terlalu mempersoalkan tingkat keahlian para siswa dalam membuat mobil. “Saya tidak bisa komentar apakah itu kelasnya membuat atau merakit, nggak usah dipersoalkan,” tandasnya.
Dahlan menyambut baik program pemberdayaan siswa SMK ini karena bisa memunculkan tenaga-tenaga ahli di bidang teknik khususnya otomotif. “Dengan program seperti ini akan semakin banyak remaja kita yang tertarik di bidang teknik dan masalah teknik kelak akan menarik remaja kita,” jelasnya.
ISHOMUDDIN