TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Divisi Operasi PT Marga Mandala Sakti, Azis Wibowo, mengatakan ketinggian air yang saat ini merendam jalan tol Tangerang-Merak di Kilometer 57 masih setinggi 1,2 meter. Ketinggian air yang belum menyusut itu menyebabkan jalur itu terputus dan tidak bisa dilalui kendaraan.
"Ketinggiannya masih di atas 1 meter," kata Azis kepada Tempo, Ahad, 15 Januari 2012.
Hingga kini, kata Azis, ratusan kendaraan masih terjebak di ruas tol tersebut dan petugas dari pengelola jalan tol masih terus mencoba mengevakuasi kendaraan yang terjebak di jalur tol arah Jakarta-Merak maupun dari arah Merak-Jakarta. "Kendaraan yang terjebak kami keluarkan di pintu tol Balaraja Barat dan pintu tol Ciujung," katanya.
Sementara pintu tol Balaraja Barat dan tol Ciujung ditutup sejak pagi tadi.
Azis mengakui dampak dari terputusnya jalan tol tersebut mengakibatkan kepadatan kendaraan dari arah Jakarta maupun Merak. Untuk mengurangi kepadatan, kata Azis, pihaknya secara bertahap mengeluarkan kendaraan di pintu tol Bitung, Cikupa, dan Balaraja. Sementara, untuk kendaraan dari arah Merak, dikeluarkan di pintu tol Serang Barat dan Serang Timur.
Azis mengatakan banjir serupa juga pernah memutuskan akses tol Tangerang-Merak pada 2001 akibat meluapnya Sungai Ciujung. "Namun banjir kali ini tidak sedahsyat banjir 2001 lalu yang merendam jalan tol dan jalur arterinya," kata dia.
Petugas dari PT Marga Mandala Sakti juga masih berupaya membantu ribuan warga Desa Kibin, Ciujung, yang kebanjiran. Mereka mengungsi di pinggir jalan tol tersebut dengan mendirikan tenda darurat. "Saat ini tercatat 3.000 warga mengungsi di pinggir jalan tol Tangerang-Merak," kata juru bicara PT Marga Mandala Sakti, Indra Wijaya.
Menurut Indra, warga desa tersebut terpaksa mengungsi sejak kemarin karena permukiman mereka terendam air. Titik pengungsian tidak hanya di KM 57 jalan tol tersebut, di KM 36 dan 47 daerah Balaraja juga mengungsi di pinggir jalan tol karena permukiman mereka juga terendam banjir.
JONIANSYAH