TEMPO.CO , Jakarta:- Wali Kota Surakarta Joko Widodo berniat menjadikan mobil Kiat Esemka sebagai industri mobil rumahan sekaligus embrio untuk mewujudkan impian lama tentang mobil nasional. “Buat saya, ini kebanggaan kita, simbol perlawanan terhadap mobil-mobil impor,” kata dia saat berkunjung ke kantor redaksi Tempo di Kebayoran Center, Kamis pekan lalu.
Jokowi mengimbuhkan, sebagai mobil nasional berbasis industri rumahan, Esemka tidak akan menjadi manufaktur besar, melainkan industri rakyat kecil dengan perkiraan produksi sekitar 300-600 unit per bulan.
Karena itu pula, biaya investasinya tidak bakal mencapai triliunan rupiah, dan cukup ditangani oleh investor lokal. Tapi, kalau kemudian tidak ada juga investor yang berminat, Joko menyatakan bersedia menjadi investor. “Tapi harus copot dulu jabatan wali kota. Kalau sudah copot jabatan wali kota, baru saya bisa jadi raja otomotif,” kata dia.
Namun, menurut Jokowi--sapaan Joko Widodo--sukses Kiat Esemka menjadi pendorong kebangkitan mobil nasional bergantung pada kemauan politik pemerintah, termasuk dalam memberikan kemudahan perizinan.
Pemerintah Kota Surakarta sendiri, kata dia, sudah menyiapkan persyaratan administrasi untuk pelaksanaan uji emisi Esemka di Balai Termodinamika, Motor, dan Sistem Propulsi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Kepala Dinas Perhubungan Surakarta, Yosca Herman Soedrajad, menyatakan persyaratan administrasi yang disiapkan di antaranya berkaitan dengan proses membawa Esemka ke Jakarta untuk dilakukan uji emisi. "Baik ketika diangkut dengan truk atau jika dikendarai sendiri," ujarnya.
Wali Kota Joko tetap berharap bisa mengendarai sendiri Esemka saat dibawa ke Jakarta pada Selasa atau Rabu ini. Dengan begitu, ia bisa sekalian menguji apakah mobil itu rewel atau tidak selama perjalanan.
Joko bercerita, keterlibatan Surakarta dalam mendukung proyek Esemka dimulai pada 2007 ketika kota ini menjadi kota pertama yang mendeklarasikan diri sebagai kota vokasi (kejuruan).
Bersama Direktorat Menengah Kejuruan, Joko memeriksa potensi Kota Solo, di antaranya hendak dikonsentrasikan ke bidang apa. Ternyata di kota itu banyak bengkel mobil dan mesin, sehingga diputuskan berfokus ke otomotif.
Proyek ini lantas dikerjakan sejak sekitar lima tahun lalu. Generasi pertama dan kedua dipandang masih jelek. Pada generasi ketiga, barulah Kiat Esemka mulai sempurna. “Ini generasi ketiga. Jadi ini bukan mobil kemarin sore,” kata dia.
Ditemui di Madiun, Sabtu pekan lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menganggap potensi keterampilan siswa sekolah menengah kejuruan di Surakarta yang membangun Esemka masih sebatas proses pembelajaran, bukan proses produksi.
Karena itu, ia berpendapat pembelajaran itu harus ditularkan ke siswa generasi selanjutnya. “Sebaiknya mobil Esemka itu dipreteli lagi untuk dirakit adik kelasnya, begitu seterusnya.”
Dahlan tak menutup kemungkinan para siswa perakit Esemka diakomodasi oleh badan usaha milik negara maupun swasta untuk dijadikan teknisi dalam produksi otomotif.“Ini kami tangkap sebagai peluang, ketika mereka nanti lulus dan pintar,” tutur dia.
UKKY PRIMARTANTYO | ISHOMUDDIN | EFRI
Berita Terkait
Jokowi: Dahlan Belum Tahu Rencana Bisnis Esemka
Ini Hasil Tes Drive GEA oleh Dahlan Iskan
Hatta Rajasa Agak Kikuk dengan Mobil Esemk
Jokowi Jengkel Juga Kiat Esemka Dicibir
Giliran Foke Sindir Jokowi di Depan Warga Jakarta
Ini Spek Mobil Esemka Jokowi
Mengapa Jokowi Rela Jadi Sales Esemka?