TEMPO.CO, Jakarta - Tumbuhnya ekonomi Cina melebihi perkiraan analis memberikan optimisme bagi investor bahwa negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia masih bisa menjadi lokomotif perekonomian global di tengah melambatnya ekonomi Eropa. Ekonomi Cina yang masih tumbuh 8,9 persen di triwulan ke empat lalu mengindikasikan bahwa perekonomian global tidak seburuk perkiraan analis sebelumnya akibat dampak krisis utang di Eropa.
Terapresiasinya euro kembali di atas US$ 1,27 dan menguatnya bursa dan mata uang Asia membatasi superior dolar Amerika Serikat (AS). Kondisi ini mampu dimanfaatkan oleh rupiah untuk kembali menguat hingga mendekat ke level 9.100 per dolar AS.
Dalam transaksi pasar uang hari ini, Selasa, 17 Januari 2012, nilai tukar rupiah ditutup menguat 25 poin (0,27 persen) ke level 9.113 per dolar AS.
Pengamat pasar uang dari PT Harvest International Futures, Tonny Mariano, menjelaskan positifnya data ekonomi Cina mampu memicu penguatan mata uang Asia termasuk rupiah. Sempat melemah hingga ke level 9.200 per dolar AS, akhirnya rupiah berhasil ditutup menguat.
Berhasilnya lelang obligasi Prancis kemarin membuat euro berhasil pulih dan kembali berada di US$ 1,27. Namun penguatan ini sifatnya hanya sementara karena pertumbuhan data ekonomi Cina. Namun untuk jangka panjang masih penuh ketidakpastian. “Sebab masalah Eropa sampai saat ini belum ada penyelesaian,” tutur Tonny.
Hingga sore ini, pukul 17.30 WIB, mata uang euro ditransaksikan di level US$ 1,2791, yang berarti menguat 0,124 poin (0,98 persen). Yen Jepang juga menguat 0,1725 poin (0,22 persen) menjadi 76,61 per dolar AS, sehingga indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya turun 0,691 poin (0,85 persen) ke level 80,824.
Terdepresiasinya dolar AS terhadap mata uang utama dunia membuat rupiah dan mata uang Asia lainnya menguat. Dolar Singapura menguat 0,7 persen menjadi 1,2825 per dolar AS, won Korea Selatan menguat 0,82 persen menjadi 1.145,4, peso Filipina terapresiasi 0,58 persen ke 43,6075. Baht Thailand menguat 0,22 persen ke 31,8, ringgit Malaysia naik 0,43 persen menjadi 3,1253, serta yuan Cina juga terapresiasi 0,04 persen menjadi 6,3141 per dolar AS.
VIVA B. KUSNANDAR