Pekerja merakit mobil BMW seri 5 di perakitan Gaya Motor, Sunter, Jakarta, Rabu (14/12). BMW Group Indonesia memperkenalkan unit pertama BMW seri 5 yang dirakit di Indonesia yang merupakan negara ke delapan di dunia yang memproduksi sedan menengah premium tersebut. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Frankfurt - Pasar mobil Eropa turun 1,4 persen selama tahun lalu menjadi sekitar 13,6 juta unit kendaraan. Penurunan pasar ini terjadi sejak empat tahun terakhir.
Imbas krisis Eropa diyakini masih bakal berimbas kepada penjualan mobil di kawasan ini. Tahun ini prospek pasar mobil di Eropa diperkirakan tambah suram.
Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA) melansir, pasar mobil di Prancis dan Inggris masing-masing turun sebesar 2,1 persen dan 4,4 persen. Sedangkan pencatatan mobil baru di Italia dan Spayol juga mengalami kontraksi angka 10,9 dan 18 persen.
Menurut ACEA ini mencerminkan kemerosotan ekonomi di Eropa, terutama wilayah Eropa Selatan.
Analis Credit Suisse, Arndt Ellinghorst, menyatakan, dampak dari kiriss Eropa akan menyebabkan kesenjangan antarprodusen mobil. "Yang lemah akan semakin lemah dengan risiko kemacetan likuiditas."
Menurut dia, pasar mobil Eropa akan didominasi produsen besar yang memiliki neraca keuangan sehat, seperti BMW. Pendapatan produsen mobil ini diperkirakan bakal naik pada tahun ini.
The Wall Street Journal | DINA BERINA